Amalan pertama di buan Dzulhijjah adalah berpuasa. Dari Hafshah ra, bahwa dia berkata : "Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: Puasa Asyura', puasa di sepuluh hari Bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan dan dua rakaat sebelum shalat subuh". (HR Ahmad).
Ia menjelaskan, "Yang dimaksud puasa sepuluh hari itu adalah selain di hari kesepuluh, karena puasa pada hari itu dilarang. Dan lebih spesifik lagi puasa pada hari kesembilan, yang disebut sebagai hari Arafah".
Tentang keutamaan puasa Arafah ini, Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya tentang puasa Arafah. Beliau bersabda: "Menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang".Â
"Adapun puasa khusus di hari kedelapan yang lebih dikenal dengan hari Tarwiyah. Maka tidak ada dalil yang mensyariatkannya. Yang disunnahkan adalah puasa dari tanggal 1 -- 9 dan terlebih lagi di hari kesembilan itu," sambung dosen yang juga aktif di Lembaga Pengembangan Pesantren PWM tersebut.
Bahkan, ada hadits lain yang menjelaskan bahwa disunnahkan untuk beriuasa sebulan penuh (selain hari raya Idul Adha dan Hari Tasyriq). Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki dari Bahilah yang datang kepada Rasulullah untuk suatu keperluan.Â
Rasulullah berkata: "Siapa anda?". Dia berkata: "Apakah engkau tidak mengenal aku. Aku adalah seseorang dari Bahilah yang datang kepadamu pada tahun pertama". Rasulullah berkata: "Aduhai ada apa denganmu. Dulu kamu datang dalam keadaan bertubuh bagus dan bepenampilan bagus". Dia berkat: "Sejak berpisah denganmu aku senantiasa berpuasa dan tidak makan kecuali di malam hari".Â
Rasulullah berkata : "Siapa yang menyuruhmu untuk menyiksa dirimu. (Tiga kali) Puasalah Bulan Ramadhan". Dia berkata : "Aku masih kuat. Dan aku ingin engkau menambahkan". Rasulullah berkata: "Satu hari tiap bulan". Demikianlah laki-laki senantiasa merasa dirinya kuat dan meminta Rasulullah untuk menambahkan. Kemudian di akhir hadits itu, Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa pada bulan Ramadan dan pada bulan yang dimuliakan itu dan agar berbuka di selainnya.Â
 Mengucap takbir (Allahu akbar)
Takbir ini disunnahkan untuk dilakukan dengan suara keras untuk laki-laki dan lirih untuk perempuan. Dimanapun itu seperti di masjid-masjid, jalan-jalan, pasar-pasar ataupun tempat-tempat yang lain. Dr fauzi mengatakan bahwa takbir ini termasuk diantara Sunnah yang ditinggalkan oleh para manusia.Â
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar. Dia bertakbir dan orang banyak mengikutinya. Maksudnya mereka berdua mengingatkan orang banyak di pasar itu untuk bertakbir. Dan para manusia kemudian bertakbir karena mengingat tentang anjuran untuk bertakbir pada hari itu. Takbir ini dimulai ketika bulan Dzulhijjah itu masuk dan berakhir pada hari Tasyriq terakhir. Takbir ini boleh dilakukan setelah shalat fardhu ataupun takbir yang bersifat mutlak, kapanpun dan dimanapun.
 Berdzikir kepada Allah
Dzikir ini meliputi takbir itu sendiri, tahmid, tasbih dan lain-lain, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Surat Al Hajj ayat 28 yang berbunyi:Â