Selain berkumpul dengan keluarga, pulang kampung juga memberikan kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman lama. Perkumpulan tersebut akan dapat mempererat hubungan sosial. Ini penting untuk menjaga jaringan sosial, mendapatkan dukungan, dan membangun kembali ikatan yang mungkin telah terputus akibat jarak geografis.
Namun fenomena pulang kampung bila ditarik pada ranah yang lebih dalam lagi, pada hakikatnya pulang kampung itu merupakan cerminan hasrat pertemuan umat manusia terdalam, baik secara material maupun spiritual.
Seperti halnya hadits Rasulullah yang mengatakan bahwa setiap tubuh memiliki haknya, maka penglihatan, pendengaran, dan peraba memiliki hak untuk melihat, mendengar dan meraba sosok yang dicinta dan dirindukan. Ingin merasakan masakan/makanan yang biasa dikecapnya yang membawa pada kenangan di masa lalu. Merasakan kehadiran secara indrawi merupakan kebutuhan material yang perlu dipenuhi.
Seperti dalam pulang kampung, di akhirat orang-orang beriman akan bersatu kembali dengan Tuhan mereka dan bertemu dengan orang-orang yang sama-sama beriman, menciptakan rasa kebersamaan yang abadi.
pulkam pun memiliki tendensi untuk kembali ke tempat kelahiran. Ini merupakan cerminan adanya kerinduan untuk kembali kepada induknya, kampungnya. Secara hakikat, pulang kampung adalah ekspresi kerinduan manusia untuk kembali ke “kampung akhirat.” Ini dipandang sebagai kembalinya manusia ke akarnya yang sejati, yaitu kehidupan abadi di sisi Tuhan.
Pulang kampung dalam konteks spiritual ini juga mencerminkan keinginan manusia untuk merayakan kebahagiaan yang abadi, sejahtera, dan keberkahan yang dijanjikan dalam akhirat.
Seperti dalam pulkam, di akhirat orang-orang beriman akan bersatu kembali dengan Tuhan mereka dan bertemu dengan orang-orang yang sama-sama beriman, menciptakan rasa kebersamaan yang abadi. Ini adalah kerinduan hakiki seorang makhluk, seorang hamba kepada sesamanya, dan kepada sang Pencipta.
Pulang kampung yang dilakukan secara material juga mencerminkan upaya manusia untuk mencari keseimbangan spiritual dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu pulang ke kampung akhirat, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang menciptakannya dan untuk meraih kebahagiaan abadi di kampung sebenarnya, Surga-Nya. Insya Allah. Wallahu’alam.
Penulis: Kumara Adji K.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H