Dengan tegas dalam Islam, dari kutipan ayat di atas, menyebutkan harta tidak untuk disimpan saja demi kepentingan pribadi, namun untuk dinafkahkan atau dibelanjakan di jalan Allah. Karenanya, harta ini bisa menjadi fitnah dan kehancuran bagi seseorang manusia namun juga bisa menjadi media kemuliaannya di dunia dan terutama di akhirat. Kemuliaan itu adalah dengan menjadikan Al Quran sebagai panduan dalam membelanjakan harta. KH Ahmad Dahlan pun selanjutnya mengkorelasikan ayat Al Quran Surat at Taubah: 34-35 di atas dengan ayat Al Quran Surat Al Fajr,17-23;
"17. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim. 18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin. 19. dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil). 20. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. 21. Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut. 22. dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris. 23. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H