Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Tokoh Muhammadiyah Ini Berpendidikan Barat

4 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 4 Februari 2024   06:13 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada era pemerintahan Jokowi, Muhammadiyah juga melakukan kritik terhadap beberapa kebijakan yang dinilai tidak menguntungkan bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dalam menghadapi persoalan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP), Muhammadiyah menyampaikan keberatan dan mengusulkan RUU ini tidak diproses lanjut. 

Muhammadiyah berpegang pada kesepakatan nasional yang sering diungkapkan banyak kalangan bahwa Pancasila sudah final. Muhammadiyah membakukannya dalam konsensus nasional pada Dar al-Ahdi wa al-Syahadah. Berbagai sikap kritis itulah yang kemudian berdampak pada tergiringnya opini bahwa Muhammadiyah memberikan ruang bagi tumbuhnya gerakan radikal. 

Wacana terus dimunculkannya isu radikalisme, khilafah, Wahabisme yang berlangsung hingga saat ini adalah indikasi penggiringan yang dimaksud. Radikal dan terorisme, termasuk isu Wahabisme sebagai gerakan radikal sesungguhnya merupakan bagian dari kebijakan politik luar negeri USA dalam rangka memperlemah potensi kekuatan negara Muslim. 

Kebijakan ini disinyalir digunakan oleh beberapa rezim penguasa di dunia Muslim dan menjadi politik pelemahan terhadap Islam dan umat Muslim. Ternyata, politik ini juga didukung oleh sebagian umat Muslim sendiri (lihat "Confession of Hillary Clinton"). Muhammadiyah memahami resiko ini. Orang Muhammadiyah is very simple and humble, yang penting tidak melakukan seperti yang dituduhkan. 

Biarkan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. The show must go on.

Penulis: Prof Achmad Jainuri MA PhD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun