Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis untuk hiburan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Mbaon, Mata Pencaharian Masyarakat di Wilayah Hutan

17 Agustus 2024   20:44 Diperbarui: 18 Agustus 2024   14:10 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Mata Pencaharian Masyarakat Di Wilayah Hutan.

Menulis tentang daerah dimana madrasah baru berada, rasanya tiada habisnya. Banyak hal yang menarik untuk diceritakan, tentang siswa, letak geografis, keindahan panorama serta masyarakatnya.

Untuk ke madrasah, saya melewati jalan raya propinsi yang tentu ramai dengan berbagai macam kendaraan besar seperti truck dan bus antar propinsi. Sampai di pertigaan sebuah pasar, saya belok ke selatan kejalur kecil. Melewati sedikit perkampungan sebelum sampai ke area hutan.

Setiap pagi saat memasuki area hutan menuju ke madrasah, saya selalu memperlambat mobil saya. Menikmati suasana pagi yang cerah dan panorama yang sungguh indah. Kanan kiri jalan berupa hutan yang asri, matahari pagi belum tinggi, seakan berada diatas pepohonan.

Hari itu ada yang tidak biasa. Saya kaget melihat kepulan asap di hutan jati disebelah kiri jalan. Beberapa area tampak telah terbakar.  Semak-semak dibawah kaju jati telah hangus dan ada sebagian yang masih ada bara apinya.

Saat akan memasuki halaman madrasah, saya lihat hutan di depan madrasah kami aman. Tidak terbakar. Semoga kebakaran ditempat tadi tidak menjalar sampai di hutan dekat madrasah kami, pikir saya dalam hati.

Saat saya ceritakan kepada rekan-rekan guru tentang kebakaran hutan yang saya lewati tadi, mereka tidak kaget. Ternyata kebakaran tersebut sengaja dilakukan. Wilayah hutan memang sengaja dibakar oleh warga. Dan hal itu sudah biasa dilakukan.

Warga yang membakar wilayah hutan tersebut tidak bermaksud membakar pohon jati yang menjadi pepohonan utama dihutan itu. Namun mereka hanya membakar belukar yang tumbuh diantara kayu jati. Atas tindakan pembakaran belukar tersebut ternyata tidak mematikan pohon jati disana.

Warga tersebut akan memanfaatkan tanah milik Perhutani (hutan) untuk ditanami sesuatu yang bisa menghasilkan bagi mereka. Misal padi, pisang, kacang-kacangan, ketela, tanaman sayuran dan lain sebagainya. Tentu tanaman tersebut tidak mengganggu hutan kayu jati.

Pekerjaan bercocok tanam seperti ini disebut 'mbaon.' Jadi mbaon adalah bertani atau berkebun tetapi bukan ditanahnya sediri, namun di tanah milik Perhutani. Oh ya, saya baru ingat. Ketika melewati hutan, saya pernah melihat padi ditanam dipinggir jalan didekat hutan. Pasti ini contoh dari mbaon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun