Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pengalaman Menginap di Huntap Untuk Para Korban Letusan Gunung Semeru

21 Juli 2024   09:02 Diperbarui: 21 Juli 2024   14:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini pengalaman yang sangat berkesan dan luar biasa saat kami mengikuti Rakorev Kepala MTs se Jawa Timur. Sesuai undangan, kegiatan itu dilaksanakan di MTsN 3 Lumajang Kampus 2, Bumi Semeru Damai (BSD) Huntap Sumbermujur Candipuro Lumajang. Kami berombongan 12 orang menggunakan mobil Hiace untuk menuju ke lokasi.

Sebelumnya melalui WhatApps Group sudah disampaikan tentang berbagai informasi tentang MTsN 3 Kampus 2 Lumajang yang menjadi tempat rekorev. Diinfokan juga Google Maps menuju ke madrasah tersebut. Jadi sangat membantu para peserta yang berasal dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur.

Kami berangkat pukul 6 pagi. Alhamdulillah perjalanan kami sangat lancar.  Kami santai dalam perjalanan, berhenti beberapa kali untuk makan, sholat atau ke toilet. Apalagi saat itu hari Jum'at, jadi para bapak harus melaksanakan sholat Jumat di salah satu masjid di Pasuruan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan. 

Setelah kurang lebih 9 jam, kami sudah sampai di Lumajang.  Kami memutuskan tidak menginap di hotel di kota karena jarak dari kotanya ke kampus 2 MTsN 3 masih sekitar 50 kilometer, perkiraan 1 jam perjalanan. Kami memilih tinggal di huntap yang banyak tersedia disekitar madrasah. Huntap adalah hunian tetap yang disediakan untuk para korban bencana letusan Gunung Semeru beberapa tahun yang lalu. 

Dengan panduan panduan google map, kami menuju lokasi rakorev. Jalan yang kami lalui mengarah jalan yang kecil dan pedesaan. kami terus melaju sesuai panduan. Semakin jalan yang kami lalui semakin sempit dan sepi, membuat kami bertanya-tanya benarkan petunjuk jalan yang sedang kami pakai. 

 Sampailah kami  di sebuah hutan pinus. Pohonnya lurus menjulang dan rapat. Kanan-kiri kami hutan yang lebat, sehingga sinar matahari terhalang oleh rimbunnya dedaunan. Jalan sangat sepi, tidak ada perumahan sama sekali. Dan sinyal pun hilang, Google Maps terhenti. Kami menjadi was-was, semoga tidak tersesat. Mobil terus melaju. Hutan pinus bersambung dengan hutan jati yang juga sangat tinggi pohon-pohonnya. Walaupun agak cemas, kami terpesona dengan keindahannya. 

Di ujung jalan yang kami lalui, ada sinar terang. Tanda-tanda hutan sudah akan berakhir dan berganti melalui perkebunan. Rumah-rumah desa mulai kami lewati.

Setelah melewati jalan terjal, berliku dan bertanya kepada beberapa warga, akhirnya kami sampai di gapura menuju MTsN 3 Lumajang Kampus 2 dan huntap. Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan terpesona dengan keindahan panoramanya. 

Dokumen pribadi, Desa Candipuro Lumajang
Dokumen pribadi, Desa Candipuro Lumajang

Gedung madrasah yang kokoh sudah berada di depan kami. Disekitarnya terdapat ratusan huntap ( hunian tetap) dan huntara (hunian sementara) untuk masyarakat terdampak bencana Semeru. Menurut informasi, ada sekitar 500 unit huntap dan huntara.

Sore itu mendung menyelimuti gunung Semeru. Hawa dingin mulai kami rasakan karena daerah itu berada di kaki gunung. Kami disambut oleh Kepala MTsN 3 Lumajang, tuan rumah pelaksanaan rakorev.

Hari menjelang sore kami menuju huntap tempat kami menginap. Kami menyewa 3 huntap. Satu huntap untuk ibu-ibu yang terdiri dari 4 orang dan 2 lagi untuk bapak-bapak.

Dibeberapa tempat terdapat deretan huntap dan huntara. Model huniannya hampir seperti rumah perumnas, didalamnya terdapat ruang tamu lengkap dengan meja kursinya, kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Kami bisa beristirahat dan membersihkan diri di huntap ini. 

Malam mulai gelap dan perut mulai keroncongan. Kami semua pergi keluar menuju ke perkampungan untuk mencari warung makan. Malam hari di sana sangat sepi. Hampir semua rumah sudah tertutup dan kami tidak menemukan warung makan. Kami hanya membeli makanan seadanya. Kemudian kami kembali ke lokasi huntap. 

Hunian tetap di Desa Candipuro (dokpri)
Hunian tetap di Desa Candipuro (dokpri)

Didepan madrasah ada sebuah warung kecil. Kami berhenti dan menanyakan apakah ada nasi. Ternyata warung tersebut tidak menjual nasi tetapi penjualnya bersedia memasakkan untuk kami. Hujan pun turun, menambah dinginnya malam di kaki Gunung Semeru.

Setelah menunggu sambil minum kopi, teh dan lainnya, pesanan nasi kami sudah matang. Semua panas baru dimasak. Nasinya punel, sambel tomat, ayam goreng, gurame goreng, telur dan tempe goreng.

Alhamdulillah, nikmat dan kenyang. Namun yang membuat kami heran, harganya tidak sesuai dengan perkiraan kami. Sangat murah, sampai kami bertanya apakah ia tidak rugi. 

Malam semakin larut. Hujan berhenti dan kami mulia beristirahat di huntap. Hawa dan air dikaki gunung sangat dingin sampai menusuk ke tulang.

Alhamdulillah merasakan sensasi dinginnya udara dipegunungan. Walaupun menggigil namun harus lebih bersyukur karena kondisi daerah di kota kami aman.

Huntap ini semacam penampungan tempat aman yang dibangun oleh pemerintah bagi para penduduk  disekitar Gunung Semeru yang rumahnya rusak dan tertutup oleh letusan Gunung Semeru. 

Gunung Semeru dipagi hari (dokpri)
Gunung Semeru dipagi hari (dokpri)

Pagi hari setelah sholat subuh, kami mencoba menerjang dinginnya udara untuk melihat suasana disana. Dan kami menemukan hal yang luar biasa.

Di sebelah barat tampak puncak Gunung Semeru berwarna kemerahan. Menjulang tinggi dengan kokohnya. Pemandangan yang sangat indah.

Perjalanan jauh dan jalan yang tidak mudah serta letih badan kami seketika hilang melihat panorama lukisan dahsyat dari Yang Maha Pencipta.

Semburat sang surya menambah energi positif yang membuat hati kami merasa sangat bersyukur bisa menikmati suasana di huntap Sumbermujur Candipuro Lumajang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun