Mohon tunggu...
ummu zahra khoirunnisa
ummu zahra khoirunnisa Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro

Bumi memang bulat, luas dan terlihat menyeramkan. Aku ingin melaluinya, rasanya seperti ketagihan. Walau bulatan itu, belum terlewati sempurna.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Beropini Eps 2: Stop Ikutin Standar Hidup di Social Media

5 Agustus 2024   03:05 Diperbarui: 5 Agustus 2024   03:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar para pembaca setia kompasiana?

Semoga dalam keadaan baik-baik saja dan yang sedang tidak baik semoga segera membaik.

Beropini kali ini, saya ingin membahas mengenai fenomena standar hidup manusia modern saat ini.

Standar manusia perlahan-lahan tidak lagi berdasarkan pada apa yang diprioritaskan dalam hidup

dan apa yang menjadi hasil dari dasar pemikiran setiap individu. Semua bersumber pada social media.

Apakah social media itu hal yang buruk? Saya jawab bisa membawa pada hal buruk dan bisa menghasilkan 

hal baik. Social media memberikan kemudahan bagi para penggunannya dalam mendapatkan referensi maupun 

informasi terbaru dan terdahulu. Kemudahan mengakses berita informasi, semakin tak ada batasnya. 

Topik entertaiment, politik dalam negeri dan luar negeri, item fashion terkini hingga resep makanan tersedia 

di berbagai platform social media.

Siapa sangka bahwa sosial media yang dulu diciptakan sebagai penghubung jarak antara manusia,

kini social media nampak memiliki pedang bermata dua. Perlahan tapi pasti, mulai menghancurkan keaslian atau 

orisinalitas manusia. Merusak kesehatan mental manusia, bahkan dapat merusak hubungan rumah tangga sekalipun. 

Masyarakat berbondong-bondong mengikuti standar kehidupan yang diciptakan social media. Zaman modern ini bagi 

saya, memunculkan kekhawatiran terkait apa yang dilakukan beberapa manusia mengenai apa yang mereka konsumsi 

dari media social. Hal-hal yang dapat dilakukan manusia, itu semua dapat dipengaruhi dari apa yang 

dia dengar, lihat dan apa yang dia baca.

Haus akan pengakuan, berusaha untuk diterima dikalangan, tidak ikut trend sama dengan ketinggalan zaman,

hingga pertemanan sekalipun. Kemudian semakin takut untuk menjadi manusia yang paling beda diantara manusia lainnya. 

Jika ada hal yang berbeda dan tertinggal dari standar yang sudah terbentuk dalam social media, terasa akan

pengasingan kehidupan bersosial dari orang-orang terdekat ataupun pandangan orang lain yang tidak dikenal.

Sungguh sangat disayangkan jika fenomena tersebut terus berlangsung. Memang benar, standar kehidupan

social media tidak selamanya buruk. Namun, nyatanya hasil dari apa yang saya amati di masyarakat khususnya

dalam pola hidup di media social, dapat membentuk pola standar kehidupan masyarakat yang tidak lagi dari apa 

yang mereka butuhkan, priorotaskan dan apa yang perlu dipertimbangkan. 

Bijaksanalah dalam menggunakan social media, tidak perlu dipaksakan jika memang itu tidak cocok atau tidak pas untukmu.

Olah informasi yang kamu dapatkan dengan pemikiran mu sendiri, jangan ditelan mentah-mentah. Akui jika informasi 

maupun statement dari social media yang tidak kamu setujui dan ikuti dari apa yang disetujui hasil dari pemikiran sendiri. 

Tidak perlu khawatir jika berbeda dari orang lain, karena yang menjalani hidup dan yang tau tentang susah senangnya hidup 

kamu hanya kamu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun