Tolong temani mereka, mereka takut apa-apa dilakukan sendiri.
Tolong bantu mereka, mereka sangat mudah rapuh dan butuh dirangkul.
Tolong ada untuk mereka, setidaknya rasa penasaran mereka akan rasanya menjadi anak pertama dan terkahir pernah dirasakan.Â
Mereka tetap anak, rahmat yang dititipkan tuhan.
Sesederhanameneri agar dapat menerima seutuhnya perhatian ibu dan ayah.
Tidak ada kata terlambat untuk menyadari, bahwa anak kedua itu kuat diluar dan memang serapuh itu di dalamnya.
Mereka seperti 'angin', ada tapi tak terlihat.
Semoga, dunia mendengar ini dan merangkul mu.
Anak kedua...
Terimakasih, sampai sejauh ini kamu tetap bertahan walaupun memang tidak mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H