Fenomena kesehatan mental buruk yang menyerang generasi Z, dapat dilihat dari bagaimana mereka menggunakan dan berinteraksi dengan sosial media.Â
Faktor terbesar sampai saat ini yang membuat anak-anak gen Z ini mudah untuk terkena depresi.
 Interaksi dari orang tidak dikenal sekalipun, dapat ikut memberikan komentar positif hingga komentar negatif, bahkan komentar-komentar tersebut dapat menyerang secara verbal menggunakan kata-kata kasar hingga teror meneror terhadap pengguna sosial media.
 Penggunaan sosial media secara berlebih, hingga saat  ini memberi ruang lebih dalam memberikan tekanan lebih jauh terhadap diri sendiri.Â
Sejauh ini, ada beberapa faktor-faktor penentu dalam mengguncang kestabilan mental gen Z dan diantaranya :
1. Patokan Umur Mencapai Keberhasilan
Bagi anda pengguna social media aktif, anda pasti tidak asing dengan beberapa konten yang memperlihatkan bagaimana orang-orang dapat mencapai kesuksesan di umur muda atau istilah flexing (memamerkan pencapaian yang sudah didapatkan pada usia tertentu)Â menjadi salah satu konten terlaris di sosial media.
 Sudah memiliki rumah, tabungan minimal dua digit, sudah mendapatkan gelar sarjana dan magister, mendapatkan pasangan mapan dan idam-idamkan dan lainnya.Â
Konten-konten tersebut sering kali menjadi pemicu depresi anak gen Z dan menjadikannya merasa tertinggal dari yang lain.
2. Keterbukaan informasi