Mohon tunggu...
Ummu Kholilatur R
Ummu Kholilatur R Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Spiritualitas Kemenangan Sejati

29 November 2024   10:34 Diperbarui: 29 November 2024   11:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raka menghela napas panjang. "Coach, saya merasa latihan saya tidak sebaik dulu lagi. Sepertinya ada yang salah. Tapi, saya juga bingung, saya sudah berusaha keras, tapi tetap ada yang kurang."

Coach Ahmad tersenyum bijak, lalu mengangkat alisnya. "Coba kamu jujur, Raka. Apa yang kamu makan setelah latihan? Apakah itu mendukung tubuhmu untuk pulih dengan baik?."

Raka terdiam sejenak. Ia memang sering memilih makanan cepat saji atau jajanan manis setelah latihan, sebagai cara untuk menyenangkan diri. "Saya... saya sering makan yang cepat saji, burger atau pizza, untuk menyegarkan diri setelah latihan, Coach," jawab Raka dengan suara ragu.

Coach Ahmad mengangguk, memahami kebiasaan itu. "Raka, kamu tahu bahwa tubuh kita adalah amanah, bukan? Tubuh yang sehat adalah modal utama untuk mencapai tujuan kita sebagai atlet. Tapi, jangan hanya berfokus pada otot atau kekuatan fisikmu saja. Ingat, dalam agama kita diajarkan tentang makan secukupnya “makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang,” Meskipun ini termasuk hadits dhaif yang mana kebenarannya masih dipertimbangkan dan tidak dapat dijadikan dasar hukum. Namun nasehat ini mengandung nilai yang positif yaitu ajakan untuk menjaga kesehatan dan tidak berlebih-lebihan dalam makan. Jadi tidak masalah kita mengambil sisi baik dari nasehat tersebut yang penting jangan sampai terpaku pada nasehat ini saja. Masih banyak lagi dalil-dalil Shahih yang berkaitan dengan makan yang secukupnya."

Raka mendengarkan penuh perhatian. Coach Ahmad melanjutkan, "Allah SWT Berfirman:"Makan dan minumlah dan janganlah berlebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (Q.S Al-A'raf:31)". Ayat ini mengajarkan kita pentingnya mengendalikan nafsu makan. Kalau kita makan hanya karena keinginan atau karena godaan, tubuh kita tidak akan merasa puas. Tapi, ketika kita makan dengan penuh kesadaran, secukupnya, kita akan merasakan energi yang lebih baik untuk beraktivitas."

Raka merasa tergerak. Ia tidak pernah menyadari bahwa kebiasaan makannya bisa berdampak begitu besar pada keseimbangan tubuh dan jiwa. Coach Ahmad melanjutkan, "Jaga pola makan sehat dengan memperhatikan apa yang kamu konsumsi. Jangan hanya mengisi perut, tetapi penuhi dengan makanan yang memberi kekuatan untuk tubuh dan pikiranmu. Konsumsilah makanan yang halal dan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, nasi merah, protein yang sehat. Itulah yang akan memberi kamu stamina yang lebih baik dan hati yang tenang."

Pelatih itu menatap Raka dengan penuh keyakinan. "Kesehatan bukan hanya tentang latihan keras, tetapi juga tentang cara kita menjaga tubuh dari dalam. Jika kamu ingin mencapai prestasi tertinggi, kamu harus mulai dengan merawat diri dengan bijak, menjaga pola makanmu, dan mengikuti ajaran-ajaran agama yang mengarah pada kehidupan yang seimbang."

Raka terdiam sejenak, merenungkan setiap kata yang diucapkan Coach Ahmad. Tiba-tiba, rasa penyesalan muncul dalam hatinya, namun juga semangat baru. Ia tahu, ini adalah titik balik. “Terima kasih, Coach. Saya akan mulai berubah. Saya akan lebih menjaga makanan saya, tidak hanya untuk tubuh, tetapi juga untuk jiwa saya,” kata Raka dengan tekad baru.

Coach Ahmad tersenyum penuh kebanggaan. “Ingat, Raka, perjalanan seorang atlet tidak hanya soal seberapa cepat dia berlari, tetapi bagaimana dia menjaga keseimbangan antara fisik, jiwa, dan spiritualnya. Itu yang akan membuatmu menjadi juara sejati."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun