Mohon tunggu...
Ummu Rahayu
Ummu Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Engineer sekaligus Penulis

Praktisi Perencanaan Wilayah dan Kota, penyuka sastra dan sains, penulis, kontributor di http://kotasampit.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bukan Mudah Mekarnya "Mawar Putih": Sebuah Perjalanan Asma Nadia

12 Februari 2015   22:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:19 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Si Dua Serangkai memang bukan arang yang mudah patah. Saat mulai bergelut di dunia menulis, ngamen di bus bersedia mereka tempuh untuk membeli sebuah mesin tik. Hanya dengan alat konvensional itu, mereka membuat tulisan yang dikirim ke berbagai media, padahal komputer sudah masuk ke Indonesia. Tak sia-sia, medan kehidupan menempa penulis mendunia tersebut.

Peran Ibu


Anugerah Allah SWT. turun kepada Asma Nadia melalui ibu yang sejak kecil juga suka melahap buku. Beliau mengajarkan anak-anaknya untuk bisa membaca sebelum masuk sekolah. Sosok inilah yang mengorbankan jatah makan siangnya untuk membelikan buku bagi Rani selama di Rumah Sakit. Mental tidak mengenal lemah, tidak mengenal keluh, bahkan tidak menangisi kehidupan disuntikkannya pada Si Buah Hati.

Keluarga Penulis


Setelah menikah, Sang Mawar Putih juga memperoleh dukungan dari keluarga kecilnya. Sebagai suami, Isa Alamsyah yang juga wartawan dan penulis sangat memahami impian istrinya. Meski kemudian tidak ahli memasak, beliau mendukung penuh wanita pilihannya tersebut untuk bepergian dan menekuni dunia menulis. Asma Nadia mengakui pria ini merupakan sosok inspiratif baginya.

Tidak terkecuali dukungan dari kedua buah hati. Eva Maria Putri Salsabila, anak pertama juga jadi sumber ide dan tukar pendapat. Adam Putera Firdaus turut menjadi saingan bundanya. Lewat puisi, ia pernah mengalahkan karya Asma Nadia di suatu lomba.

Mawar Putih Telah Mekar


Kini, Mawar Putih telah mekar. Wanginya telah merebak ke ranah internasional. Universitas Iowa pernah mengundang beliau bersama 35 penulis dunia lainnya. Ia juga menjelajah 270 kota di 59 negara untuk buku Jilbab Traveler.

Kurang lebih 49 buku telah lahir dari tangannya bahkan hingga di angkat ke layar kaca, seperti Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela, dan Assalamu ‘Alaikum Beijing. Bukunya yang berjudul Catatan Hati Seorang Istri tampil menjadi sinetron.

Tidak hanya cerpen dan novel, perempuan yang lahir pada tahun 1972 tersebut juga menulis lagu. Albumnya ialah Bestari I – III (1996 – 2003), Air Mata Bosnia, Kaca Diri, dan lain-lain.

Dedikasinya juga dicurahkan melalui Yayasan Asma Nadia untuk pendidikan anak yatim piatu dan kurang mampu.

*Silahkan dikutip asal menyebut sumbernya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun