Pada kemampuan muda yang telah dipertemukan
seperti selalu ingin mengenangmu kala itu
bertemu dalam satu pandangan
jauh mengacak-acak arah seakan akan menyatukan tujuan
dan sekian kalinya mungkin aku biarkan memori mengingatmu
dalam pangkuan malam
akupun jauh mengarungi samudera mimpi
engkau pun hanya mengundangku dalam ikatanmu
kau kunci kata dalam sekotak pesan
dan aku mungkin salah dengan firasat
dan sekian ribu kali
aku membenci puisi
bukan karena kata orang karena virus melankolisÂ
akan tetapi membuatku untuk mengisi cerita yang tak tuntas
pena, kertas,
dan dengannya akupun lepas
SpasI tak tergantikan
akui engkau adalah salah satu imaji yang berwujud teladan
dalam fana dan kuatnya menjadi pemuda yang bermimpi
aku mencoba untuk sekian kalinya
menutup pintuku yang tak seorangpun bisa menobrak
sampai
Sang Pintu memberikanku izin
selama bekal dalam rumahku terpenuhi
dengan iman dan kehangatan yang bukan hanya ku nikmati seorang
namun membahu memberikan keceriaan pada sekitar
engkau yang mengajarkan dalam katamu yang tak tersampaikan
namun
kata adalah namunÂ
yang berjuta alasan dalam beku
dan seharusnya aku berdiplomasi
seakan aku telah menyelesaikan perjanjian
bersama angin
dan ku bertanya
kenapa masih membekas
bahkan kutulispun tak ingin untukmu
selamat engkau benar-benar membekas!
aku pun ingin mengistirahatkan ingatan sampai tak berendapan
kawan dalam lawan;
memori!
20/12/2018
*terinspirasi jiwamU
"..........,"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H