Mohon tunggu...
Ummul Haerani
Ummul Haerani Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

SAYA SUKA MENULIS DAN MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Masuknya Islam di Kalimantan

31 Oktober 2024   10:29 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kerajaan Kutai, yang diakui sebagai salah satu kerajaan tertua di Kalimantan, memainkan peran penting dalam sejarah masuknya Islam ke wilayah ini. Sejak awal, Kutai telah menjalin hubungan perdagangan yang erat dengan para pedagang Muslim, yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Gujarat dan Arab. Melalui interaksi tersebut, ajaran Islam mulai diperkenalkan dan diterima secara perlahan oleh masyarakat Kutai. Penerimaan Islam oleh raja dan elite masyarakat tidak hanya mempercepat akulturasi ajaran Islam, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari.[4]

 Temuan naskah-naskah kuno, seperti naskah yang memuat informasi tentang sistem pemerintahan dan norma hukum, menunjukkan adanya pengaruh Islam yang kuat dalam struktur sosial dan politik kerajaan. Nilai-nilai Islam mulai diintegrasikan ke dalam hukum adat, menghasilkan sistem hukum yang mencerminkan prinsip-prinsip Islami. Selain itu, kegiatan sosial dan budaya masyarakat Kutai juga terpengaruh oleh ajaran Islam, terlihat dari pelaksanaan ritual keagamaan yang mulai mengadopsi tradisi Islam. Dengan demikian, Kerajaan Kutai tidak hanya menjadi pusat penyebaran Islam di Kalimantan, tetapi juga berfungsi sebagai jembatan bagi terjadinya akulturasi antara budaya lokal dan ajaran Islam, menciptakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan Islam di wilayah tersebut.[5]

b.Kerajaan Banjarmasin

 Kerajaan Banjarmasin, yang muncul pada abad ke-16, memainkan peran krusial sebagai pusat penyebaran Islam di Kalimantan Selatan. Para penguasa kerajaan ini secara aktif mengadopsi ajaran Islam dan berkomitmen untuk menyebarkannya kepada rakyat, menjadikan Banjarmasin sebagai salah satu basis utama bagi perkembangan Islam di wilayah tersebut. Dalam upaya memperkuat penyebaran ajaran agama, Kerajaan Banjarmasin menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan kerajaan Islam lainnya di nusantara, termasuk Demak. Kerjasama ini tidak hanya meningkatkan pertukaran budaya, tetapi juga memberikan dukungan dalam penyebaran ajaran Islam melalui berbagai cara, seperti perdagangan dan pendidikan.

 Melalui hubungan yang saling menguntungkan ini, Banjarmasin berhasil menarik perhatian masyarakat lokal untuk memeluk Islam. Selain itu, kegiatan keagamaan seperti pengajaran di pesantren dan perayaan-perayaan Islam semakin berkembang, menciptakan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan komunitas Muslim. Dengan demikian, Kerajaan Banjarmasin tidak hanya berfungsi sebagai pusat politik dan ekonomi, tetapi juga sebagai jembatan penting dalam penyebaran Islam di Kalimantan, yang berkontribusi pada pembentukan identitas Islam yang kuat di wilayah ini.[6]

 Di bawah kepemimpinan Sultan Suriansyah, Kerajaan Banjar memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Kalimantan. Sultan Suriansyah dikenal sebagai sosok yang aktif dalam mempromosikan ajaran Islam, berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam struktur pemerintahan dan kehidupan sosial masyarakat. Melalui diplomasi yang cermat dan kerjasama dengan ulama, Sultan Suriansyah berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan Islam di kerajaan ini.

 Pendirian lembaga pendidikan, seperti pesantren, menjadi salah satu langkah strategis yang diambil untuk meningkatkan pengetahuan agama di kalangan masyarakat. Lembaga-lembaga ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat pembinaan moral dan spiritual. Selain itu, Sultan Suriansyah juga aktif dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, yang semakin memperkuat komunitas Muslim di Banjar. Dengan dukungan dari para ulama dan masyarakat, Kerajaan Banjar berhasil membangun fondasi yang kokoh bagi perkembangan Islam, menjadikannya sebagai salah satu kekuatan religius yang signifikan di Kalimantan[7].

 Dengan demikian, proses masuknya Islam ke Kalimantan melibatkan interaksi yang kompleks antara perdagangan, kerajaan, dan tokoh-tokoh agama. Kerajaan-kerajaan seperti Kutai dan Banjarmasin, menjadi pilar penting dalam penyebaran ajaran Islam, yang tidak hanya mengubah dimensi religius, tetapi juga aspek sosial dan budaya masyarakat Kalimantan. Proses ini menunjukkan bagaimana Islam dapat beradaptasi dan berkembang di tengah keberagaman budaya lokal, menciptakan harmoni antara agama dan tradisi.

 2.Tokoh Tokoh Penyebar Islam di Kalimantan

 a.Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

 Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah salah satu ulama paling berpengaruh di Kalimantan. Lahir di Martapura, Kalimantan Selatan, beliau dikenal sebagai pendiri Madrasah Al-Qur'an yang pertama di daerah tersebut. Karya-karya beliau, khususnya dalam bidang fiqih dan tasawuf, memberikan dampak yang signifikan dalam membentuk pemahaman Islam di Kalimantan. Selain itu, Syekh Muhammad Arsyad juga dikenal sebagai seorang penggerak dakwah yang aktif; ia berkomitmen untuk mengajarkan masyarakat mengenai ajaran Islam dan menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun