Mohon tunggu...
Ninis
Ninis Mohon Tunggu... Freelancer - Aktivis Muslimah Balikpapan

Saya seorang Aktivis Muslimah di Balikpapan, penulis opini dan ibu dari 3 orang anak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Z Melek Politik Islam, Why Not!

13 Oktober 2023   08:24 Diperbarui: 13 Oktober 2023   16:47 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Oleh: Ninis (Aktivis Muslimah Balikpapan)

Generasi Sadar Politik alias Gaspol akhir-akhir ini gencar disosialisasikan kepada para pelajar di beberapa sekolah SMA sederajat. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Adapun tujuan dari Gaspol adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan politik kepada masyarakat, khususnya para pemuda.


Setidaknya, sosialisasi Gaspol sudah dilaksanakan sebanyak lima kali.  Dan yang menjadi fokus dalam sosialisasi ini adalah para pemilih pemula. Sebab, dari DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang ditetapkan oleh KPU, generasi (gen)  Z dan milenial ini mencapai hampir 60 persen dari jumlah DPT itu.


Kepala Badan Kesbangpol Balikpapan, Sutadi mengatakan selain sosialisasi terhadap pemilih pemula adalah sebagai bentuk edukasi. Yakni memberikan pendidikan politik tentang pentingnya menggunakan hak suara dalam pemilu.

Namun, apakah Gaspol hanya sekedar agar gen Z mau menggunakan hak pilihnya pada tahun politik? Lantas bagaimana membangun kesadaran politik yang benar dalam perspektif Islam?


Makna Politik Dikerdilkan


Kehidupan gen Z yang sarat dengan kebebasan dan hedonis nyatanya telah mempengaruhinya menjadi manusia yang individualis, mager dan  suka hura-hura. Sikap apatis, cuek dan buta politik memang menghinggapi gen Z. Sikap seperti ini tentunya tak lepas dari ide sekulerisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Pasalnya, sistem demokrasi yang dipakai dalam berpolitik sudah identik dengan politik kotor, suap-menyuap, tipu daya dan penghianatan. Istilah dalam politik demokrasi yang masyhur tidak ada kawan atau musuh abadi, yang ada kepentingan abadi.


Wajar akhirnya jika gen z bersikap apatis dan cuek, sejatinya tak sepenuhnya salah mereka. Jamak diketahui, pemimpin yang selama ini terpilih nyatanya tidak benar-benar mengarah pada perubahan hakiki. Alih-alih memperbaiki nasib rakyat, justru kondisi rakyat kian terpuruk begitulah bobroknya demokrasi. Kini jelang pemilu pemerintah gencar melakukan edukasi Gaspol ke gen Z agar mereka mau menggunakan hak suaranya dan tidak apatis.


Namun sayangnya, makna politik dikerdilkan sebatas menggunakan hak suara di pemilu. Jangan sampai keterlibatan gen Z dalam  pemilu malah hanya akan melanggengkan sistem demokrasi dan memperpanjang usia sistem kapitalis. Sistem yang terbukti nyata menyebabkan ketidakadilan, kesenjangan sosial dan kezhaliman.


Sejatinya, jika ingin membentuk kesadaran politik secara total tak sekedar menginginkan suaranya. Tapi juga memberikan edukasi yang benar terkait aktivitas politik dan gen Z diberi ruang untuk menyuarakan kebenaran sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi rakyat.


Politik Perspektif Islam


Politik di dalam Islam dikenal dengan istilah siyasah maknanya adalah mengurusi urusan rakyat. Sehingga, ketika terjun dalam arena politik berarti bersedia memperhatikan kondisi umat. Dengan cara tersebut akan menghilangkan kezhaliman penguasa pada umat dan melenyapkan kejahatan orang-orang kafir pada umat. Politik dalam Islam tidak menghalalkan segala cara demi meraih kepentingan.


Sebagaimana Allah SWT memerintahkan untuk memperhatikan urusan kaum muslimin  dalam hadits Rasulullah SAW. "Siapa saja yang bangun pagi namun tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka." (HR. Al Hakim).


Artinya gen Z memang harus sadar akan politik sesuai cara pandang Islam. Yakni peduli dengan kondisi umat. Sehingga tidak ada pemuda yang buta politik, cuek dengan agamanya, acuh nabinya dihina ataupun kaum muslimin ditindas. Sebab mereka paham bahwa wajib memperhatikan urusan umat, tidak sekedar memakai hak pilih ketika pemilu.


Untuk itu, agar memiliki pemikiran politis gen Z wajib mengkaji Islam secara keseluruhan (kaffah). Selain itu, mereka juga harus berdakwah dan memperjuangkan Islam agar perubahan hakiki bisa terwujud. Pemuda dalam Islam memiliki peranan penting sebab di tangan merekalah tongkat estafet kepemimpinan kelak. Sehingga keberadaannya harus diperhatikan oleh negara.


Sepanjang peradaban Islam terbukti para pemuda telah menjadi  teladan. Bahkan, di usia belasan tahun berkontribusi besar untuk Islam dan umat, seperti Khalid bin Walid, Muhammad Al Fatih, Thoriq bin Ziyad, dan lain sebagainya. Ayo bangkit para pemuda jadilah pemuda pembawa perubahan yang melek pada politik Islam. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun