Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semua Orang sedang Antri

27 Desember 2022   17:35 Diperbarui: 27 Desember 2022   17:52 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang sedang antri menunggu giliran tanpa mengambil nomor antrian. Namun, tidak semua orang menyadari hal itu.  Apakah itu? Tulisan berikut ini adalah penjelasannya.

"Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,  kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh." (QS an-Nisa':78)

"Dan setiap yang; bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia niscaya Kami berikan pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan pula kepadanya  pahala akhirat itu, dan kami memberi balasan kepada  orang-orang yang bersyukur" (QS Ali Imran:145)

Mati atau al-maut adalah terpisahnya roh seseorang dari jazadnya. Dan semua orang sedang antri menunggu malaikat maut.

Tak seorang pun tahu kapan, di mana dan dalam kondisi apa ia meninggal dunia. 

Tak peduli apakah ia  sudah lanjut usia atau masih bayi mungil.  Tak peduli apakah ia sudah punya anak atau belum. Tak peduli apakah ia orang shaleh atau orang jahat. Tak peduli apakah ia terpapar  Covid-19 atau sedang asyik menonton bola. Tak peduli apakah ia siap menerima kedatangan malaikat maut atau tidak. Kalau memang sudah gilirannya  maka malaikat maut pasti menjemputnya tepat waktu. Karena, tak ada istilah jam karet dalam kamus malaikat maut.

Tak ada hari libur  bagi malaikat maut untuk mencabut nyawa. Setiap hari. Setiap jam.  Setiap menit. Setiap saat malaikat maut selalu siap mencabut nyawa manusia.

Dalam menjalankan tugasnya mencabut nyawa, malaikat maut bekerja nonstop. Ya, malaikat maut memang makhluk yang  selalu tunduk dan patuh kepada-Nya tanpa "reserve." Dan jadwal kematian setiap orang hanya Allah azza wa jalla yang mengetahuinya.

Meskipun kasus kematian akibat Covid-19  di Indonesia sudah menurun, tetapi semangat kita untuk mempersiapkan bekal ke kampung abadi jangan sampai menurun.

Kita memang tidak pernah lepas dari kekhilafan.  Tetapi, ketahuilah, rahmat-Nya mendahului murka-Nya. Sehingga sebelum malaikat maut menjemput kita,  kesempatan untuk memperbaiki diri masih terbuka lebar.  Oleh karena itu mulai saat ini marilah kita menyibukkan diri untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya dan sekaligus mempersiapkan bekal ke kampung abadi.

Berusahalah selalu menjaga wudhu.  Agar  kebersihan  jazad dan hati kita selalu terjaga. Sehingga kapanpun Allah ta'ala memanggil kita, Insya Allah jazad dan hati kita dalam keadaan bersih dan suci.

Juga berusahalah mengerjakan sholat wajib tepat waktu awal waktu, istiqamah mengerjakan amalan-amalan sunnah seperti  rutin membaca Al-Qur'an, sholat Sunnah Dhuha Tahajud, berpuasa Sunnah, bersedekah dan dzikrullah  (dzikir setiap saat , dzikir pagi dan petang), serta banyak memuji-muji-Nya. 

Caranya dengan menyebut 99 nama-Nya yang terindah  atau Asmaul Husna. Selain itu  isilah hati dengan banyak-banyak bersholawat, istighfar dan   berdoa memohon pertolongan kepada-Nya saja. Bersabar ketika mendapatkan ujian atau cobaan-Nya. 

Misalnya berusaha bersabar ketika kematian orang-orang yang kita cintai, suami menikah lagi, jatuh sakit parah, hidup dalam kekurangan, atau orang lain berlaku buruk kepada kita. Karena semua itu dapat menghapuskan dosa-dosa kita selama kita mau bersabar menghadapinya. Dan berusaha bersyukur setiap mendapatkan nikmat-Nya.

Tak perlu khawatir akan rezeki kita. Setiap hamba-Nya sudah mempunyai jatah rezekinya masing-masing.  Sekalipun resesi ekonomi tengah melanda, harga sembako naik semua serta penghasilan kita tidak menentu.  Sehingga kita terpaksa mengencangkan ikat pinggang. Tetapi, ada Dia yang Mahakaya dan selalu mencukupi kebutuhan kita selama kita mau bertakwa.

Yang paling penting adalah kita  mau  menyadari bahwa kita semua sedang menuju kampung abadi dan sekaligus sedang antri  menunggu giliran malaikat maut mencabut nyawa kita. Oleh karena itu sebelum tiba giliran kita maka gunakanlah sisa umur kita untuk memanaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya. 

Sehingga ketika tiba giliran  malaikat maut menjemput kita, dengan izin-Nya kita sudah siap. Bahkan kita dapat menyambutnya dengan suka cita.  Semoga nantinya kita diberi-Nya husnul khotimah. Aamiin Yaa Robbal'alamin.

---37---

Surabaya, 20 /01/2022.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun