Daripada pusing-pusing memikirkan hal itu maka Ma'e mengurungkan niatnya untuk menjual barang dagangan ke tetangga. Meskipun demikian Ma'e tidak menolak tetangga yang berminat membeli sembakonya jika ada persediaan.
Sesungguhnya Ma'e pernah membuka usaha warung kelontong keliling. Nama usahanya  itu "Rumah Hamdan" Modalnya dari teman-teman komunitas muslimah di Bondowoso. Barang dagangannya antara lain madu, ladrang, pisang, bolen, susu kambing, susu kedelai dan lain-lain sesuai pesanan.
Anak lelaki Ma'e yang  ketiga yang menjajakan barang dagangannya. Ia berkeliling naik motor  ke beberapa wilayah  desa dan kompleks perumahan.
Usaha warung kelontong keliling berjalan lancar selama setahun lebih. Tetapi, setelah anak lelaki Ma'e bekerja sebagai guru Al-Qur'an di lembaga pendidikan Islam di Jember dan tidak ada orang yang menggantikannya, maka Ma'e terpaksa menutup usaha warung kelontong  tersebut. Â
Ma' e yakin bahwa setiap orang memiliki jatah rezekinya masing-masing. Ma'e juga yakin  akan ada rezeki yang datangnya tak disangka-sangka. Akan ada rezeki dari jalur lain yang menanti setelah usaha warung kelontongnya berhenti.  Tentu jika Ma'e mau berusaha  menjadi orang yang bertakwa. Tetap  melakukan iktiar, berdoa dan tawakal. Â
Akhirnya warung kelontong keliling Ma'e pun tinggal kenangan.
Bondo17. 9/12/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H