Mohon tunggu...
Ummu Al Azzahro
Ummu Al Azzahro Mohon Tunggu... Dosen - mahasiswa

hobi jalan-jalan, memasak,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Sekolah Islam Terpadu (Sarana)

2 Desember 2024   15:41 Diperbarui: 2 Desember 2024   15:43 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengembangan Sumber Daya Manusia Sekolah Islam Terpadu (Sarana)

Oleh : Ummu Al Azzahro

Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Adapun proses pengembangan yang di kutip menurut Hasibuan dalam buku "Manajemen Sumber Daya Manusia" terdapat 5 point yaitu Sasaran, Kurikulum, Sarana, Peserta dan Pelatih.

Disini, Penulis akan memaparkan Sarana yang ada di perkembangan sumber daya manusia, sebagai berikut:

Sarana dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia di Sekolah Islam Terpadu

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Sekolah Islam Terpadu: Perspektif Hasibuan tentang Sarana

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas, terutama di Sekolah Islam Terpadu (SIT). SDM di sini mencakup tenaga pendidik, tenaga kependidikan, serta siswa yang menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran. Menurut Hasibuan (2001), pengembangan SDM dapat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas individu melalui berbagai sarana yang mendukung proses tersebut. Dalam konteks SIT, pengembangan SDM bukan hanya berkaitan dengan kemampuan profesional para pendidik dan tenaga kependidikan, tetapi juga menyentuh aspek nilai-nilai Islam yang menjadi dasar pendidikan di sekolah tersebut.

Hasibuan menyatakan bahwa sarana merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan pengembangan SDM. Sarana ini mencakup segala bentuk fasilitas, peralatan, serta infrastruktur yang ada di lingkungan kerja yang bertujuan untuk mendukung kinerja individu. Dalam konteks pengembangan SDM di Sekolah Islam Terpadu, sarana yang dimaksud meliputi berbagai aspek, seperti sarana fisik (misalnya gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, dan fasilitas olahraga), sarana non-fisik (seperti perangkat teknologi, sistem informasi pendidikan, serta budaya organisasi yang mendukung), dan sarana untuk pengembangan profesionalisme pendidik (seperti pelatihan, seminar, dan workshop).

Peran Sarana dalam Pengembangan SDM

1. Sarana Fisik 

   Sekolah Islam Terpadu sebagai lembaga pendidikan memerlukan sarana fisik yang memadai untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. Sarana fisik yang baik akan memberikan kenyamanan bagi guru dan siswa, serta mendukung kelancaran proses pembelajaran. Menurut Hasibuan, sarana fisik ini sangat penting karena akan meningkatkan motivasi kerja, kualitas interaksi antara guru dan siswa, serta memperlancar alur pembelajaran. Gedung yang bersih dan nyaman, ruang kelas yang dilengkapi dengan fasilitas multimedia, serta adanya ruang-ruang pendukung seperti laboratorium dan perpustakaan, merupakan contoh sarana fisik yang dapat menunjang pengembangan SDM di SIT.

2. Sarana Non-Fisik

   Selain sarana fisik, sarana non-fisik juga memiliki peran yang tidak kalah penting. Salah satunya adalah teknologi informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Dengan adanya perangkat komputer, internet, serta aplikasi pembelajaran digital, proses transfer ilmu di SIT menjadi lebih efektif dan efisien. Hasibuan juga menekankan pentingnya sistem komunikasi yang baik antar semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, baik itu guru, siswa, orang tua, maupun masyarakat. Di SIT, penggunaan teknologi dalam rangka memberikan materi yang berbasis nilai-nilai Islam juga menjadi sebuah keunggulan tersendiri.

3. Sarana untuk Pengembangan Profesionalisme Pendidik

   Dalam pengembangan SDM di SIT, sangat penting untuk memperhatikan sarana yang berkaitan dengan pengembangan profesionalisme para pendidik. Hasibuan menekankan bahwa pelatihan dan pendidikan berkelanjutan adalah sarana penting untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas guru. Di Sekolah Islam Terpadu, pelatihan yang tidak hanya berkaitan dengan pedagogi tetapi juga terkait dengan pemahaman ajaran Islam yang mendalam akan sangat mendukung pengembangan kualitas pendidik yang mampu mentransfer pengetahuan secara holistik kepada siswa.

Penerapan Konsep Sarana dalam SIT

Sekolah Islam Terpadu memiliki tantangan tersendiri dalam mengintegrasikan konsep sarana dengan pengembangan SDM. Sebagai lembaga pendidikan yang menggabungkan pendidikan umum dan agama Islam, SIT perlu memanfaatkan sarana yang tidak hanya memenuhi standar pendidikan nasional, tetapi juga sarana yang mendukung integrasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan teknologi dalam pengajaran agama Islam, misalnya, membutuhkan sarana digital yang mendukung materi-materi keislaman seperti Al-Qur'an digital, aplikasi tafsir, dan sebagainya.

Selain itu, keberadaan sarana yang mendukung pembinaan karakter siswa, seperti kegiatan ekstrakurikuler berbasis nilai-nilai Islam, sangat penting dalam menciptakan siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga baik secara moral dan spiritual. Hasibuan menyebutkan bahwa sarana yang baik harus mampu menciptakan iklim kerja yang positif, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas SDM itu sendiri.

Kesimpulan

Pengembangan SDM di Sekolah Islam Terpadu sangat bergantung pada keberadaan dan pengelolaan sarana yang efektif dan efisien. Sarana, baik yang bersifat fisik, non-fisik, maupun untuk pengembangan profesionalisme pendidik, merupakan faktor penunjang utama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas. Dengan memadukan sarana yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan nilai-nilai Islam, Sekolah Islam Terpadu dapat menghasilkan generasi yang unggul tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga dalam akhlak dan keimanan. Hasibuan dalam pandangannya menggarisbawahi pentingnya sarana sebagai alat yang dapat memfasilitasi pencapaian tujuan pengembangan SDM, sehingga setiap individu di dalam sistem pendidikan dapat berkembang secara maksimal

Seluruh tulisan dalam artikel ini merujuk pada Modul Ajar Part 7 Poin D Oleh Prof. Dr. H. A. Rusdiana, M.M (https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/100464)

Ummu Al Azzahro lahir di Bandung pada tanggal 05 Maret 2003. Beliau merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, putra pasangan dari Bapak Iwan Ridwan dan Ibu Rusmiati (alm). Sejak kecil, beliau tumbuh di Bandung, Kecamatan Rancasari Kelurahan Derwati. Alamat rumah saat ini berada di Jl. Rancabolang RT.04/RW.08 Kecamatan Rancasari Kelurahan Derwati. Kota Bandung Jawa Barat. Beliau dapat dihubungi melalui telepon 083823928105 atau E-mail izziamboeng@gmail.com/azzahromu@gmai.com. Beliau menempuh Pendidikan dasar di SD Negeri Cipamokolan 2 (2010-2014) dan SD Langensari Cimahi (2014-2016), kemudian melanjutkan Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 51 Bandung (2016-2019), dan Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 21 Bandung (2019-2022), Setelah menyelesaikan Pendidikan menengah , beliau melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (2022 hingga saat ini) dengan mengambil program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI).

Motto: "Jadilah Cahaya dalam kegelapan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun