Mohon tunggu...
Ummu Aisyah
Ummu Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Pengemban Dakwah

Ibu rumah tangga yang juga aktif di komunitas mengaji ibu-ibu dan remaja. tertarik mendalami dunia remaja dalam sudut pandang islam, melihat segala permasalahan dari sudut pandang islam dan menggali solusinya dalam islam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu dan Anak Sejahtera di Bawah Naungan Islam

5 Desember 2024   08:27 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:27 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama, bagaimana cara mengembalikan fitrah seorang ibu pada kondisi saat ini. Lalu pemateri menjawab, bahwa dalam islam tugas utama seorang perempuan adalah ummu wa robbatul bait ( ibu dan manager rumah tangga). Islam telah menurunkan aturan sesuai fitrah manusia dimana suami istri memiliki hak dan kewajiban masing-masing dan fitrah seorang perempuan adalah dirumah mendidik anak dan mengurus rumah tangga bahkan jihad seorang perempuan adalah di dalam rumah bukan diluar rumah seperti laki-laki. Kondisi saat ini benar bahwa kebanyakan perempuan memiliki peran ganda sebagai ibu pengurus rumah tangga juga sebagai pencari nafkah seolah terlepas dari fitrahnya. Hal ini dikarenakan saat ini kita hidup tidak diatur oleh aturan islam, tetapi diatur oleh aturan yang dibuat manusia. Jadi satu-satunya cara untuk mengembalikan fitrah seorang perempuan adalah dengan diterapkannya syariat Islam secara kaffah.

Pertanyaan kedua, apakah boleh nuntut suami lebih banyak karena kebutuhan pun lebih banyak. Lalu pemateri menjawab, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan saat ini sangat banyak. Tetapi dalam hal ini suami istri perlu adanya komunikasi. Dan istri tidak boleh memaksa untuk melebihi kemampuan suami. Karena dalam Al-Qur'an pun diwajibkan memberi nafkah sesuai kemampuannya. Dalam pandangan Islam sebagai keluarga harmonis tidak saling menuntut hak pribadi tetapi sama-sama berfikir supaya hak pasangan terpenuhi dan kewajiban terlaksana dengan baik.

Acara ditutup dengan clossing statement dari pemateri. Ketika kita berbicara tentang kesejahteraan ibu dan anak itu berarti berbicara tentang kita. Pada saat ini kesejahteraan tidak kita dapatkan walaupun ada segelintir orang yang mendapatkannya itu akibat dari tidak menggunakan aturan Allah yang menciptakan kita. Hanya aturan Islam saja yang akan membawa kebahagiaan kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun