Mohon tunggu...
Ummu Aisyah
Ummu Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Pengemban Dakwah

Ibu rumah tangga yang juga aktif di komunitas mengaji ibu-ibu dan remaja. tertarik mendalami dunia remaja dalam sudut pandang islam, melihat segala permasalahan dari sudut pandang islam dan menggali solusinya dalam islam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu dan Anak Sejahtera di Bawah Naungan Islam

5 Desember 2024   08:27 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:27 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kajian Islam (dokumentasi pribadi)

Penulis : Ikeu 

Pada ahad 24 November 2024 sekitar 100 orang lebih dengan sebagian besar kalangan ibu-ibu mengikuti kajian dengan tema "Ibu dan anak sejahtera dibawah naungan Islam". Acara dibuka dengan sambutan dari moderator dilanjutkan dengan tayangan pengantar materi tentang kisah dari ibunda Salahudin Al-Ayubi bagaimana beliau berhasil mendidik hingga mencetak generasi emas panglima perang serta penakluk kota Yerusalem hingga berhasil menyatukan negara-negara Islam.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber. Narasumber menyampaikan materi dari mulai mempertanyakan kesejahteraan dan menyampaikan fakta saat ini, dimana para ibu sebagian besar dipusingkan oleh harga-harga sembako yang kian melonjak. " Harga ayam, telur, daging pada naik. Apalagi sebentar lagi mengahadapi bulan ramadhan para ibu bukan memikirkan untuk berapa kali khatam al-qur'an tapi sibuk memikirkan biaya-biaya yg harus dikeluarkan untuk bahan makanan dan pakaian saat ramadhan dan lebaran." ujarnya.

Saat ini kita berada dibawah kepemimpian presiden yang baru. Biasanya ada pertanyaan apa harapan terhadap kepemimpinan yang baru ini. Dan harapan masyarakat termasuk ibu-ibu, mereka berharap agar biaya pendidikan murah, visi misi berjalan sesuai yang telah disampaikan diawal saat kampanye, tersedianya banyak lapangan pekerjaan, meningkatnya kualitas pendidikan serta stabilnya harga pangan.

Berbicara tentang keluarga, keluarga adalah istitusi terkecil dalam masyarakat tempat bernaung ibu dan anak. " sebenarnya yang mempunyai kewajiban untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari keluarga adalah suami sebagai kepala keluarga" sambung pemateri. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini kondisi ekonomi sedang sulit. Dimana banyak terjadi phk, sulit mendapatkan pekerjaan menjadikan biaya hidup semakin berat. Sehingga para suami dan ayah sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekalipun sudah bekerja bahkan bukan hanya satu jenis pekerjaan saja.

Ini memunculkan peran ganda pada seorang istri. Dimana para istri terpaksa ikut turun tangan untuk mencari nafkah. Kondisi ini membuat peran istri dan ibu semakin berat, baik secara fisik merasa capek degan pekerjaan diluar dan pekerjaan dirumah sebagai ibu rumah tangga serta secara psikologis (stres) tertekan pikiran dan perasaan. Hingga berdampak pada perhatian, perawatan dan tumbuh kembang anak. Menjadikan seorang ibu mudah emosi saat menghadapi anak dan kehidupan sehari-hari. Salah saru contohnya adalah banyak ibu yang berakhir pada penganiayaan anak.

Ini menunjukan bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa tidak menyelesaikan masalah. Padahal yang seharusnya bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat adalah negara dengan merealisasikan kebijakan yang telah ditetapkan. Pertama, menjamin pemenuhan kebutuhan. Kedua, membangun sarana prasarana pendidikan kesehatan dan transportasi murah dan mudah. Ketiga, menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai.

Bahwa kesejahteraan masyarakat mulai dari hal terkecil erat kaitannya dengan penerapan politik ekonomi sebuah negara. Saat ini kita berada dibawah penerapan sistem demokrasi ekonomi kaptalisme dimana dalam sistem ini rakyat dibiarkan berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidup, negara abai hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator saja. Berbeda dengan sistem Islam benar-benar diterapkan dengan menjamin kesejahteraan masyarakat.

"Hukum asal seorang wanita dalam Islam adalah ibu bagi anak-anak dan pengelola rumah suaminya. Ia adalah kehormatan yang wajib dijaga."Rasulullah saw. bersabda, "Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan." (HR. Muslim) Dalam Islam, perempuan tidak diwajibkan untuk bekerja, tapi boleh bekerja. Bekerja bagi perempuan bukan karena tekanan ekonomi, tapi hanya sebagai amal sholih bagi masyarakat.

Fungsi negara dalam Islam sebagai raa'in, yaitu pengurus urusan rakyat, termasuk pengurusan hajat hidup publik sebagaimana tuntutan syara."Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR. Ahmad dan Bukhari)Negara bertanggung jawab memastikan terpenuhinya kebutuhan asasi masyarakat.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama, bagaimana cara mengembalikan fitrah seorang ibu pada kondisi saat ini. Lalu pemateri menjawab, bahwa dalam islam tugas utama seorang perempuan adalah ummu wa robbatul bait ( ibu dan manager rumah tangga). Islam telah menurunkan aturan sesuai fitrah manusia dimana suami istri memiliki hak dan kewajiban masing-masing dan fitrah seorang perempuan adalah dirumah mendidik anak dan mengurus rumah tangga bahkan jihad seorang perempuan adalah di dalam rumah bukan diluar rumah seperti laki-laki. Kondisi saat ini benar bahwa kebanyakan perempuan memiliki peran ganda sebagai ibu pengurus rumah tangga juga sebagai pencari nafkah seolah terlepas dari fitrahnya. Hal ini dikarenakan saat ini kita hidup tidak diatur oleh aturan islam, tetapi diatur oleh aturan yang dibuat manusia. Jadi satu-satunya cara untuk mengembalikan fitrah seorang perempuan adalah dengan diterapkannya syariat Islam secara kaffah.

Pertanyaan kedua, apakah boleh nuntut suami lebih banyak karena kebutuhan pun lebih banyak. Lalu pemateri menjawab, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan saat ini sangat banyak. Tetapi dalam hal ini suami istri perlu adanya komunikasi. Dan istri tidak boleh memaksa untuk melebihi kemampuan suami. Karena dalam Al-Qur'an pun diwajibkan memberi nafkah sesuai kemampuannya. Dalam pandangan Islam sebagai keluarga harmonis tidak saling menuntut hak pribadi tetapi sama-sama berfikir supaya hak pasangan terpenuhi dan kewajiban terlaksana dengan baik.

Acara ditutup dengan clossing statement dari pemateri. Ketika kita berbicara tentang kesejahteraan ibu dan anak itu berarti berbicara tentang kita. Pada saat ini kesejahteraan tidak kita dapatkan walaupun ada segelintir orang yang mendapatkannya itu akibat dari tidak menggunakan aturan Allah yang menciptakan kita. Hanya aturan Islam saja yang akan membawa kebahagiaan kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun