Mohon tunggu...
Ummu Aisyah
Ummu Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Pengemban Dakwah

Ibu rumah tangga yang juga aktif di komunitas mengaji ibu-ibu dan remaja. tertarik mendalami dunia remaja dalam sudut pandang islam, melihat segala permasalahan dari sudut pandang islam dan menggali solusinya dalam islam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perseteruan Ojol vs Opang Berlarut-larut, Bagaimana Solusinya ?

12 September 2024   18:13 Diperbarui: 12 September 2024   18:17 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perseteruan antara Ojek Online (Ojol) dan Ojek Pangkalan (Opang) sudah berulang kali terjadi di Pasir Impun, Bandung. Kericuhan kembali terjadi pada 7 september 2024. Kericuhan bermula dari Ojol tidak terima dengan tindakan penghadangan Opang yang hingga menyebabkan luka pengendara Ojol dan penumpangnya (tribunnews 07/09/2024). Beberapa pengendara Ojol mendatangi pangkalan ojek dan mendatangi Polsek Antapani. Sempat ada kesepakatan damai, namun ternyata kesepakatan damai tersebut tidak berlangsung lama.

Ojol dan Opang Pasir Impun masih memanas. Beberapa kali masih terlihat kerumunan Ojol di wilayah Pangkalan Ojek Pasir Impun. Polisi terlihat berjaga-jaga melakukan pengamanan. Warga Pasir Impun yang semakin gerah dengan perseteruan ini, turut menyuarakan aspirasinya. Beberapa komplek di Pasir Impun memasang spanduk bertuliskan, bahwa sebagai warga bebas memilih transportasi apapun (Ojol, Opang, Taksi, dsb) dan mengecam segala bentuk tindakan kekerasan dan premanisme. Selama ini warga Pasir Impun merasa dirugikan dengan adanya pembatasan transportasi Ojol oleh Opang setempat. Istilah zona merah sudah menjadi pengetahuan umum bagi warga dan Ojol sehingga seringkali driver menolak pick Up dan mengantar penumpang ke wilayah Pasir Impun. Kalau pun ada Ojol yang bersedia menjemput atau mengantar, hampir selalu berakhir dengan aksi penghadangan oleh Opang.

Mediasi kemudian digelar Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Mandalajati bersama perwakilan Ojol, Opang, warga dan pihak terkait lainnya. Hasil dari mediasi tersebut, diantaranya setiap orang berhak mencari nafkah, tidak ada pembatasan wilayah jalur Ojol maupun Opang, warga yang bebas memilih transportasi apapun, serta pihak pengelola aplikasi memberikan edikasi dan fasilitasi kepada Opang yang akan mendaftar (Kompas 11/09/2024). Sayangnya, hasil kesepakatan mediasi ini tidak diterima oleh seluruh Opang. Mereka berdalih tidak semua Opang setuju, yang menandatangani hanya dua orang dari pihak opang sementara Opang seluruhnya ada 100 orang lebih. (tribunnews 11/09/2024).

Akibat Kelalaian Negara 

Kota Bandung adalah salah satu kota dengan jumlah penduduk yang padat. Namun tidak memiliki transportasi publik yang memadai. Kehadiran aplikasi Ojol menjadi solusi bagi warga karena dianggap murah dan efisien. Sayangnya, kehadiran Ojol ini mendatangkan penentangan yang cukup keras dari pihak Opang karena merasa penumpang mereka 'diambil' oleh Ojol. Kericuhan terus berulang, antara Ojol dengan Opang, serta warga yang merasa haknya dalam memilih kendaraan dibatasi.

Kericuhan yang berulang kali terjadi, baik di Pasir Impun Bandung maupun di wilayah lainnya adalah akibat adanya kelalaian negara. Negara semestinya tidak hanya hadir ketika perseteruan terjadi diantara warganya. Negara semestinya mampu menyediakan transportasi publik yang memadai bagi rakyatnya. Tidak hanya di jalan-jalan utama milik Pemprov, bahkan hingga masuk ke gang-gang pemukiman yang padat penduduk. Baik di wilayah dataran rendah maupun di wilayah berbukit. Semua berhak mendapatkan transportasi publik yang mampu mengakomodasi setiap warganya dari berbagai wilayah.

Kelalaian negara dalam menciptakan layanan transportasi publik ini, menjadi celah bagi para kapital (pemilik modal) untuk menawarkan jasanya. Bagaimana rakyat tidak jatuh hati, dengan harga yang lebih murah pengelola aplikasi menawarkan solusi transportasi bagi rakyat. Negara juga tidak bisa mencegah pengelola aplikasi untuk melakukan inovasi dalam transportasi. Peran negara akhirnya diambil alih oleh pemilik modal. Sementara rakyat menjadi pangsa pasarnya.

Demikianlah kapitalisme menguasai hajat hidup banyak orang. Kelalaian-kelalaian negara dalam segala aspek kehidupan rakyat, telah dikuasai oleh para kapital / pemilik modal. Tidak hanya dalam hal transportasi umum, kebutuhan-kebutuhan asasi rakyat yang semestinya merupakan peran negara untuk memenuhinya, justru diambil perannya oleh para kapital.

Islam Solusinya

Pada level individu, setiap orang wajib beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Termasuk di dalamnya mengimani bahwa Allah swt menjamin rezeki setiap makhluknya. Allah swt berfirman,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun