6. Setelah anak selesai menulis, perhatikan isi dari tulisan bukan pemilihan kata atau ejaannya.
7. Beri pujian dan masukan secukupnya demi membangun rasa percaya diri si anak.
Secara teori, saya terapkan ini pada anak-anak. Tapi dalam prakteknya, saya justru belajar bagaimana mengarang itu dari mereka. Mereka biasa coret-coret dimana saja. Tak peduli di buku catatan sekolah, kertas sobekan atau buku khusus untuk menuangkan apa yang ingin mereka tulis. Tidak lagi peduli, apakah karangan itu bagus apa tidak, relevan apa tidak, yang penting menulis dan menulis.
Saya juga belajar bagaimana menggali ide untuk menulis. Sedikit berimajinasi meniru anak-anak dalam berkarya, karena imajinasi anak-anak saya cukup liar, dalam membuat sebuah karangan. Sedemikian liarnya, hingga judul-judul karangan anak saya membuat saya sering terhenyak ‘ko bisa ya.....’
Sumber: Kompas (21 November 2006)
Ngintip blognya mascayo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H