Kuantan Hilir, Riau -- Pembelajaran fisika di SMAN 1 Kuantan Hilir, Riau, baru-baru ini mendapatkan sentuhan inovatif berkat program penelitian dari mahasiswa Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 9 September hingga 4 Oktober 2024, siswa kelas XII diajak untuk mendalami materi kelistrikan dengan metode Project-Based Learning (PjBL) terintegrasi dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Program ini berhasil membawa semangat baru dalam pembelajaran fisika yang biasanya dianggap sulit dan teoritis.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa magister yang bertindak sebagai fasilitator mengajak siswa untuk membuat berbagai proyek, salah satunya adalah instalasi listrik rumah sederhana. Melalui proyek ini, siswa diajak untuk memahami konsep dasar rangkaian listrik arus searah dengan merancang dan membangun sendiri instalasi listrik miniatur. Setiap siswa atau kelompok siswa diberikan bahan-bahan sederhana dan instruksi untuk merancang model rumah yang dilengkapi instalasi listrik yang dapat dioperasikan.
Antusiasme siswa terlihat jelas dari semangat mereka dalam merakit dan menguji instalasi listrik yang telah mereka bangun. Salah seorang siswa, Anisa, menyampaikan pengalamannya dengan penuh semangat, "Biasanya, saya merasa sulit memahami materi listrik karena lebih banyak teori di kelas. Tapi dengan kegiatan ini, saya jadi lebih paham bagaimana listrik bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Kami bahkan harus memastikan rangkaian benar supaya lampu bisa menyala."
Siswa lainnya menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya memberi pemahaman baru tentang listrik, tetapi juga menumbuhkan keterampilan kerja sama dan pemecahan masalah. Saat menghadapi hambatan seperti lampu yang tidak menyala, mereka belajar menganalisis dan memperbaiki kesalahan dalam rangkaian. Bagi banyak siswa, ini adalah pengalaman pertama mereka membangun sesuatu yang nyata dari konsep fisika yang sebelumnya hanya dilihat dalam buku teks.
Metode Project-Based Learning yang digunakan dalam penelitian ini memungkinkan siswa belajar melalui pengalaman langsung, yang dirancang agar mereka tidak hanya memahami teori tetapi juga dapat menerapkan pengetahuan fisika dalam konteks nyata. Pendekatan ini juga mengintegrasikan elemen STEM, di mana siswa diajak memahami dasar sains dari listrik, berpikir secara teknis tentang perancangan rangkaian, serta menggunakan teknologi sederhana dalam instalasi.
Menurut mahasiswa peneliti, pendekatan PjBL-STEM ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking skills) seperti menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Dengan membangun instalasi listrik rumah sederhana, siswa diajak berpikir kritis, mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi dengan menggunakan konsep-konsep yang telah mereka pelajari.
Penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Kuantan Hilir ini menunjukkan bahwa pendekatan PjBL-STEM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa tidak hanya menjadi lebih bersemangat dalam belajar, tetapi juga lebih memahami konsep fisika secara mendalam. "Kegiatan ini membuat saya sadar kalau fisika itu bukan sekadar teori. Ada banyak hal dalam kehidupan kita sehari-hari yang dijelaskan oleh fisika, seperti bagaimana listrik bisa mengalir dan mengapa lampu bisa menyala," ujar salah satu siswa dengan antusias.
Fasilitator berharap bahwa pengalaman belajar berbasis proyek ini dapat memberi inspirasi kepada siswa untuk lebih terbuka dan tertarik pada ilmu pengetahuan, khususnya fisika. Selain itu, proyek seperti ini juga mendorong siswa untuk lebih mandiri, kreatif, dan berkolaborasi dengan teman-temannya.
Kesuksesan program ini menimbulkan harapan baru bagi sekolah-sekolah di Riau untuk mengadopsi metode serupa. Metode PjBL-STEM tidak hanya terbatas pada fisika, tetapi juga bisa diterapkan dalam berbagai bidang sains lainnya untuk membantu siswa memahami konsep secara lebih aplikatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa magister Universitas Negeri Malang yang terlibat dalam penelitian ini berharap bahwa pengalaman mereka di SMAN 1 Kuantan Hilir bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi guru-guru lain di Indonesia, khususnya di Riau, untuk berinovasi dalam pembelajaran. Dengan metode yang tepat, pelajaran fisika yang sering dianggap menakutkan dapat menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H