Mohon tunggu...
Mya Wuryandari
Mya Wuryandari Mohon Tunggu... Freelancer - momblogger

ibu yang senang belajar, suka menulis, tertarik pada dunia pendidikan dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Menyiapkan Generasi yang Kuat

15 Oktober 2023   02:42 Diperbarui: 15 Oktober 2023   07:22 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Maka cara agar membangun generasi yang kuat dimulai dengan bagaimana mngenalkan Allah kepada anak-anak kita, agar mencintaiNya.  Sehingga kemudian dengan kecintaan kepada Allah, mampu menggerakkanmereka untuk melaksanakan segala perintah yang Allah tetapkan, serta menghindari larangan yang Allah terapkan kepada hambaNya.

Mengucapkan Perkataan yang Benar

Menjadi catatan penting bagi orangtua, dalam hal ini, untuk senantiasa mengucapkan perkataan yang benar. Hal ini tidak sesederhana bagaimana ia tertulis. Perkataan yang benar, mencakup beragam kondisi dan situasi. Akan ada banyak moment kita bisa menguatkan anak dengan perkataan kita yang benar, karena ia akan menguatkan jiwa. Sedang pendahulu  kita terkadang bermudah-mudah mengarang hal yang tidak benar dan menyampaikannya secara turun temurun.

Ustadz Fauzil Adhim dalam bukunya, jangan salahkan kodok misalnya. Mengingatkan agar kita tidak menyalahkan hal lain dalam apa yang terjadi pada anak kita. Kebiasaan mayarakat yang menyalahkan kodok saat ada anak yang jatuh, dampaknya bisa jadi berkepanjangan. Anak belajar bahwasanya ketika mereka jatuh, itu karena kodok, bukan karena mereka yang tidak berhati-hati dalam melangkah. Anak-anak ini nantinya tumbuh dengan pola pikir 'blaming others' (menyalahkan orang lain), sehingga selalu menuntut orang lain atas setiap kerugian atau ketidaknyamanan yang dialaminya. Kelemahan mental seperti ini, akibat orangtua tidak mengatakan kebenaran, alih alih menyalahkan kodok, kita bisa menguatkan dengan memintanya berhati-hati di lain waktu.

Pun dengan berkisah. Banyak kisah dalam AL Qur'an, ataupun kisah orang-orang hebat yang mampu menguatkan jiwa, kisah adalah perkataan yang benar, selama kisah tersebut adalah kisah yang benar. Namun, sebagian orang  justru memberikan suguhan dongeng, film fiksi yang mengahdirkan tokoh-tokoh imajinatif yang tidak benar. 

Dua hal tersebut patut menjadi panduan kita untuk berupaya menjadikan generasi penerus yang kuat. Semoga Allah senantiasa membimbing kita. Wallahua'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun