Mohon tunggu...
Ummil Mukmin
Ummil Mukmin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

simple women try to be happy

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel (Episode 1): Triangle of Love

5 April 2012   08:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:00 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode 1

Triangle of Love ( Cinta Segitiga )

Saat Akhir Tidak Slamanya Slalu Indah

Kak Rian, aku akan take off sktr jam 15.00 dan aku akan pergi Kak, jaga diri kakak baik-baik dan semoga kakak selalu dihiasi dengan kebahagiaan, Kak, aku mencintaimu slamanya. (SMS Nanda kepada Rian). Rian tertegun membaca SMS terakhir dari seorang Nanda "Apa dia harus pergi, kenapa dia harus pergi". Pertanyaan terus terniang di benak Rian.... Secepat kilat dia menyambar jaket dan berlalu bersama motornya, (Aku harus mengejarnya, aku harus meminta maaf padanya) bisik Rian di dalam hatinya.

Seorang wanita duduk sendiri melihat lalu-lalang penumpang bandara yang semakin berdesakan, terlihat raut wajah sedih dengan pipi basah karena air mata memandang tiket di tangan yang sebentar akan digunakannya pergi memulai kehidupan yang lain. Kuatkan Aku ya Allah.... Aku harus pergi, aku tak sanggup disini.

Tanda keberangkatan sudah terlihat, Nanda berjalan sambil menyeret kopernya masuk menuju pemeriksaan tiket, belum sempat dia melangkah jauh, kopernya tidak dapat dia seret seperti ada yang menjanggalnya, Kak Rian..... Rian memegang koper Nanda sambil mengatur nafas karena terlalu terburu-buru mengejar. Nanda Kenapa ???, Rian lalu menarik dan memeluk tubuh Nanda erat, Nanda tidak mampu menahan air matanya. Kak Rian lepaskan, aku mohon.

Nanda dan Rian kembali ke ruang tunggu dan bercakap tuk sejenak.

Percakapan:

Rian: Apa tidak ada jalan lain dek ?, kamu tidak usah pergi.

Nanda: Aku tidak bisa kak, Aku tidak bisa disini dengan harus melihat mu bersama dia.

Rian: (Terdiam sejenak) Aku sayang padamu dek (bisik Rian sambil memegang tangan Nanda).

Nanda: (Memandang Rian) apakah kakak masih mencintaiku ?

Rian: (Terdiam lagi).

Nanda: Jangan diam kak, katakanlah perasaan mu.

Rian: (menghela nafas) Aku sudah tidak mencintaimu lagi dek, aku tidak mencintaimu seperti dulu lagi tetapi aku sangat menyayangi mu.

Nanda: (Sambil memegang dada yang tiba-tiba sesak). Kak........

Rian: Dek.., cinta itu tidak tulus, kasih sayang yang tulus. Karena itu aku memilih menyayangimu daripada mencintaimu (sambil memgang wajah Nanda yang menunduk)

Nanda: Aku rasa semua pembicaraan ini sudah cukup Kak, pesawat ku akan berangkat, aku harus pergi. (sambil bangkit dari tempat duduknya)

Rian: Dek..., (masih memegang tangan Nanda)

Nanda: Kak, Harus kakak tahu aku sangat mencintai kakak, aku sayang pada kakak, aku mengalah untuk kakak dan sekarang aku pergi juga untuk kakak. Karena aku ingin kakak bahagia. Kak.. selama ini aku bertahan karena aku ingin menunjukkan pada kakak dan dia, aku masuk di kehidupan kalian agar kalian berubah agar kalian saling melepas tetapi kenyataannya tidak bisa. Apakah aku harus bertahan dalam kekalahan ku untuk kesekian kalinya. Aku sakit kak, sangat sakit tetapi kalian tidak pernah akan dapat mengerti.

Rian: (Tertunduk dan melepas tangan Nanda).

Nanda: (Nanda memeluk Rian dan berbisik) jagalah diri kakak baik-baik dan bahagialah, jika dirimu bahagia aku pun akan bahagia. (Nanda mencium pipi Rian untuk terakhir kalinya dan kemudian beranjak pergi menuju gerbang keberangkatan)

Rian: (Memandang Nanda berlalu menghilang, tidak terasa air matanya pun merintik di pipi). Dek.., aku sayang padamu, aku ingin dirimu juga bahagia, maaf aku telah mengecewakan dirimu, aku tidak mampu menjadi kekasih yang engkau harapkan selama ini, maafkan aku... Aku membutuhkanmu (Kata-kata yang bertautan pelan keluar beriringan dengan hilangnya bayangan Nanda)

( Nanda tidak sempat mendengar kata-kata terakir dari Rian, dipikirannya Rian tidak pernah memberinya kesempatan untuk kembali lagi, dipikirannya Rian hanya perlu "Dia" dan bukan dirinya)

*****************

Sudah empat hari kabar Nanda tidak ada, Rian semakin gelisah "Apa dia betul-betul tlah meninggalkan ku?". Lamunannya terhenti, dengan ketukan Pak Pos yang datang membawa surat dari Nanda. "Surat ini sudah 5 hari yang lalu, dia tulis sebelum berangkat". Isinya:

Makassar,.......

Teruntuk

Kekasih yang sangat ku cintai

Assalamu Alaikum, Wr.Wb

Kakak, mungkin saat membaca surat ini aku sudah pergi dan kabar ku pun tidak ada lagi. Maafkan aku kak, bukan ku tidak memikirkan mu, bukan ku tidak mencintaimu tetapi aku tidak mampu menahan kesedihan tuk slalu melihat mu bersamanya. Smoga dengan kepergian ku kakak mampu lebih focus dan bahagia.

Mengenal mu tidak akan pernah ku sesali, karena mu aku mampu merasakan seberkas cinta, walau engkau memberinya tidak utuh tetapi bagiku itu sudah sangat cukup. Terima Kasih atas segalanya Kak.

Aku pergi dengan membawa kenangan akan dirimu, aku tetap memegang rasa cinta padamu. Aku pergi sebelum smua itu terkikis karena kesedihan ku, Aku akan bahagia bersama kenangan-kenangan kita. Kakak, aku sangat mencintaimu.

Dari

Kekasihmu

Sepucuk surat perpisahan dari seorang Nanda, sangat sederhana untuk kekasih yang dia cintai slamanya. Rian hanya mampu diam, tidak mampu berkata apa-apa, dia hanya mampu melihat surat itu dan tidak bisa lagi melihat Nanda kekasihnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun