Nanda: (Memandang Rian) apakah kakak masih mencintaiku ?
Rian: (Terdiam lagi).
Nanda: Jangan diam kak, katakanlah perasaan mu.
Rian: (menghela nafas) Aku sudah tidak mencintaimu lagi dek, aku tidak mencintaimu seperti dulu lagi tetapi aku sangat menyayangi mu.
Nanda: (Sambil memegang dada yang tiba-tiba sesak). Kak........
Rian: Dek.., cinta itu tidak tulus, kasih sayang yang tulus. Karena itu aku memilih menyayangimu daripada mencintaimu (sambil memgang wajah Nanda yang menunduk)
Nanda: Aku rasa semua pembicaraan ini sudah cukup Kak, pesawat ku akan berangkat, aku harus pergi. (sambil bangkit dari tempat duduknya)
Rian: Dek..., (masih memegang tangan Nanda)
Nanda: Kak, Harus kakak tahu aku sangat mencintai kakak, aku sayang pada kakak, aku mengalah untuk kakak dan sekarang aku pergi juga untuk kakak. Karena aku ingin kakak bahagia. Kak.. selama ini aku bertahan karena aku ingin menunjukkan pada kakak dan dia, aku masuk di kehidupan kalian agar kalian berubah agar kalian saling melepas tetapi kenyataannya tidak bisa. Apakah aku harus bertahan dalam kekalahan ku untuk kesekian kalinya. Aku sakit kak, sangat sakit tetapi kalian tidak pernah akan dapat mengerti.
Rian: (Tertunduk dan melepas tangan Nanda).
Nanda: (Nanda memeluk Rian dan berbisik) jagalah diri kakak baik-baik dan bahagialah, jika dirimu bahagia aku pun akan bahagia. (Nanda mencium pipi Rian untuk terakhir kalinya dan kemudian beranjak pergi menuju gerbang keberangkatan)