Saya sempat nyasar, tetapi tidak ada peringatan untuk putar arah. Hati kecil saya berbisik, sepertinya saya salah jalan. Saya menanyakan langsung pada penjual motor yang tengah membagikan lembaran promo jualannya. Beliau meminta saya putar arah. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga ke tujuan meski telat sekitar 10 menit dari waktu perkiraan.
Berangkat dari tempat kos menuju Masjid Al Jabbar, saya kembali meminta bantuan Google Map sebagai penunjuk arah, Alhamdulillah jalanan kosong sehingga kami tiba di lokasi sekitar jam 9 pagi. Matahari tampak malu-malu bersembunyi di balik awan. Bandung tampak mendung, tetapi udara terasa panas, membuat kami memicingkan mata saat berfoto di pelataran masjid.
"Drama" nyasar kembali terulang saat kami hendak pulang dari masjid dan memutuskan untuk berkunjung ke salah satu tim kami yang bernama Teh Yuke. Letak rumahnya tidak terlalu jauh dari Masjid Al Jabbar, hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit dengan berjalan kaki. Namun, saya memutuskan untuk mendatangi langsung ke rumahnya.
Seperti biasa, saya tidak mampu memetakan posisi kami dengan posisi rumahnya sehingga memutuskan untuk kembali menggunakan Google Map. Kondisi jalanan yang mulai macet menjadikan ada pengaturan lalu lintas yang menyebabkan navigasi membawa kami berputar-putar di lokasi.Â
Hal tersebut membuat kami agak kebingungan sekaligus merasa lucu, karena  waktu yang seharusnya bisa kami tempuh sekitar 10 menit menjadi "molor"hingga 30 menit, akibat saya memutuskan ambil jalur yang saya ketahui tanpa batuan navigasi dari aplikasi dan jaraknya menjadi lebih jauh. Alhamdulillah akhirnya kami tiba di rumah Teh Yuke.
Mbak Purwani merasa heran, melihat saya yang nyasar di kota sendiri, di wilayah yang idealnya saya pahami selaku warga Bandung. Dia makin heran melihat saya yang bercerita bahwa kejadian tersesat itu bukan perkara yang terjadi sekali dua kali bahkan berkali-kali, tetapi tidak membuat saya jera untuk berkendara, menyetir sendiri selama masih di dalam kota.
Bagi saya, nyasar alias tersesat dalam perjalanan,meski kadang membuat ada rasa sedikit cemas, terutama jika saya menjelajah wilayah baru, tidak mengurungkan niat untuk lanjutkan perjalanan atau balik arah. Saya tetap lanjut hingga sampai ke tujuan. Kadang dengan diberikan "kesempatan" untuk nyasar membuat saya mengenal wilayah baru. Maklum saya merupakan seorang yang introvert jadi lebih sering di rumah sehingga benar-benar tidak hapal jalanan meski saya warga asli Bandung.
Meski kadang nyasar di kota sendiri. saya selalu siap menjemput dan mengantar teman dari luar kota yang ingin menikmati keindahan Masjid Al Jabbar, masjid kebanggaan warga Jawa Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H