Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Bandung dan founder www.joeragan-artikel.com

Aktif mengajak Bunda belajar dan berpenghasilan dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ternyata Begini Cara Mudah Melepaskan Emosi Negatif

9 Oktober 2019   05:37 Diperbarui: 9 Oktober 2019   06:12 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Endro S. Efendi kompasianer dan seorang terapis berbasis teknologi pikiran

Kompasianer mudah marah? sulit mengendalikan emosi? memiliki jiwa pendendam? Anda tidak sendiri, ada banyak di luar sana merasakan hal yang sama. Sulit mengendalikan emosi.

Saya pun pernah mengalami hal yang sama, tepatnya saat saya bermetamorfosa dari seorang gadis yang aktif dan dinamis, menjadi sosok Ibu muda dengan 4 anak yang aktivitasnya full mengurus keluarga tanpa jeda he....

Menikah dan memiliki  anak adalah dambaan semua insan, apalagi menjadi seorang wanita yang bisa melahirkan anak-anak dengan segala kesempurnannya. Anugerah luar biasa. Tetapi menikah bukan hanya perkara yang indah-indah. Saya yang bahagia saat itu juga menjadi sedih tak terhingga. Mengapa? karena mengurus anak dan keluarga ternyata dilakukan tanpa jeda, dan saya termasuk perempuan yang tidak siap untuk itu. Akhirnya lelah tak berkesudahan ditambah tingkah polah anak-anak yang lahir berdekatan sungguh menggemaskan. Muncul pribadi saya yang baru : Emak 4 anak yang pemarah.

Tentu saja suami pun mengalami hal yang sama, menjadi ayah dengan segala tanggungjawabnya bukan perkara yang mudah untuk dijalani. sosok suami, yang awalnya seorang lelaki sabar pencinta anak-anak, menjadi ayah yang menakutkan. Kerjanya marah, memukul dan mencubit anak. Pokoknya kami menjadi pasangan yang tidak bisa mengendalikan amarah. Tiada hari tanpa teriakan di rumah. Menyedihkan sekali. 

Saat anak beranjak remaja, saya mulai melihat efek pendidikan yang kami berikan. Mereka menjadi pribadi pemarah dan tidak mampu mengendalikan emosi. Tidak bisa melakukan komunikasi secara baik. Menjadi anak yang susah diatur. Kami merasa sangat menyesal dan bersalah.

Untuk itu, kami tidak ingin hal ini terus berlanjut. Perlu ada satu cara yang bisa meyembuhkan luka batin anak. Kami perlu mempelakukan mereka sebagai partner, mulai mengajaknya diskusi dalam banyak hal. Itulah yang mendorong saya untuk belajar banyak hal terkait pendidikan anak, agar lingkaran setan, yakni ketidakmampuan untuk mengelola emosi tidak kami wariskan kepada anak cucu.

Teknik Melepaskan Emosi Negatif

Teknik melepaskan emosi negatif ini saya dapatkan dari salah satu kompasianer bernama Endro S. Effendi, beliau selain seorang penulis, wartawan juga menjadi praktisis bidang hipnoterapi. Teknolog pikiran menjadi ilmu yang mencuri perhatian saya akhir-akhir ini. Berbekal obrolan via WA, saya kemudian meminta beliau menjadi narasumber pelatihan  online di komunitas @JoeraganArtikel dengan judul : Ibu Bahagia, Keluarga Sejahtera yang dilaksanakan di WA grup.

Alasan saya meminta beliau memberikan materi tersebut adalah, karena secara pribadi saya pun menyadari bahwa kebahagiaan keluarga berawal dari kebahagiaan seorang Ibu menjalankan peran-perannya. Jika Ibu sudah bahagia tentu saja ia akan membawa kebahagiaan pada suami, dan pada anak-anaknya.

Aktivitas  seorang Ibu saat melayani keluarga tak akan dirasakan sebagai sebuaha aktivitas melelahkan tanpa jeda, meskipun orang disekelilingnya menilai seperti itu. Ibu bahagia akan merasa ringan menjalani berbagai tugas yang diembannya karena hati sudah bahagia. Gak percaya? saya sudah mengalaminya. loh. Alhamdulillah.

Seorang Ibu yang bahagia,  akan mampu melakukan komunikasi penuh cinta. Energi cinta yang dipancarkan sang Ibu tentu saja  akan dirasakan oleh pasangannya, juga anak-anaknya. Tenteramlah keluarga. Masih belum percaya? saya dan peserta training lainnya sudah mempraktikkannya, loh.

Bagaimana cara melepas emosi negatif? mudah sekali. Cukup jawab beberapa butir pertanyaan yang diberikan dan selanjutnya bakar kertas.  Emosi negatif akan hilang seiring berubahnya kertas menjadi abu. MasyaAlloh luar biasa.

Banyak hal yang semula mengganjal di hati tersolusi dengan cara ini, perasaan-perasaan dendam, kecewa. amarah dan lainnya hilang begitu saja. Berikutnya dada ini terasa plong, kita lebih "waras"dalam menghadapi aktivitas sehingga tidak mudah terpancing emosi dan mara tak berujung.

Saya pikir ilmu ini wajib dimiliki oleh siapa saja yang ingin memiliki hidup berkualitas. Alhamduilllah komunikasi saya dengan anak-anak membaik, hibungan keluarga makin harmonis. 

Bahkan si sulung berhasil meraih beasiswa full di salah satu PTS ternama di kota kami, setelah melalui test yang diselenggarakan serentak di 24 kota seluruh Indonesia. 

Prestasi yang mengharukan sekaligus membanggakan kami. Mengingat sebelumnya kami melewati masa-masa sulit akibat ketidakmampuan melepas emosi negatif. MasyaAlloh. Begitu juga hubungan saya dengan anggota keluarga lainnya dan rekan kerja semakin membaik.

Kompasianer ingin lebih tahu cara melepas emosi  negatif lebih detail? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun