MIMPI DI TAMAN HIJAU
Waktu itu saya di Salatiga, sedang ada tugas merawat pasien jompo. Suatu malam saya bermimpi.. Saya memakai gaun berwarna putih dan mahkota bunga berwarna putih juga yang melingkar di atas kepala saya.
Saya berada di taman yang berwarna hijau tua, tidak ada warna lain kecuali putih yang saya pakai dan hijau tua taman itu. Saat itu saya merasa aneh dengan keberadaan saya.Â
Dalam hati saya bertanya-tanya " dimana saya sekarang? Kenapa pakaian saya seperti ini dan ini tempat apa?" Agak lama saya berdiri di tempat itu dan masih terheran-heran dengan semua yang saya lihat di mimpi itu.
Saat itu saya merasa seperti sudah dewasa seperti usia 26 tahun, saya pun terheran. Dalam hati pun bertanya-tanya, "kenapa saya seperti sudah usia 26 tahun?"Â
Padahal saat itu usia saya baru 15 tahun, masih belia. Kemudian ada suara ramai di sebelah kanan saya yang sepertinya saya melihat sebelah barat, kemudian saya mendekati suara ramai itu.Â
Ada beberapa orang, ada yang duduk di bawah sedang mengobrol, tetapi diantara mereka tidak ada yang saya kenal, siapa mereka, ada juga yang di ayunan juga sedang mengobrol, saat itu saya merasa asing, mereka kebanyakan perempuan, memakai gaun putih, juga mahkota bunga berwarna putih di atas kepala, seperti yang saya pakai. Sambil berjalan-jalan, saya pandangi mereka satu per satu.
Namun tidak ada yang saya kenal. Kemudian pandangan saya mengarah pada satu sosok laki-laki,herannya dia hanya satu-satunya laki-laki dan yang terakhir saya lihat di mimpi,hingga ciri-cirinya masih bisa diingat, setelah itu saya pun terbangun dengan diliputi rasa heran dan banyak pertanyaan di benak saya.
Setiap selesai shalat saya berdoa agar dipertemukan dengan rajul yang dimimpi saya. Hingga jalan beberapa tahun doa itu terjawab. Pada tahun 2007, tepat usia saya 26 tahun, tak disangka saya bertemu langsung dengan rajul yang mengingatkan saya dengan rajul yang di mimpi saya. Ada rasa tak percaya, ada rasa bahagia, namun tak dipungkiri juga bahwa hati sedih, karena kembali pada kenyataan bahwa saya sudah menikah. ^-^
Pertemuan saya dengan rajul itu benar-benar membuat mata hati saya terbuka dengan dunia ini, ada pesan nashihat darinya kepada saya, "tetap tawakalkepada ALLAH.Â
Jalani perintah ALLAH dengan puasa, qiyamullail,sedekah, jaga lisan, dan tegakkan kursi iman, dan menghindari dendam, perselisihan, dan penyakit hati lainnya" Dia seorang thabib yang dikirim ALLAH kepada saya, karena dengan hadirnya ia membuka mata hati saya, hati yang tadinya terluka seakan hilang tak berbekas, Subhanallah..
Saya mencari apa makna mimpi itu dengan baca buku, mendengar radio islam, mungkin saja ada yang membahas tentang mimpi, tetapi berbeda dengan apa yang ku harapkan. Ternyata tak ada yang membahas tentang mimpi.Â
Akhirnya pada suatu hari saya mendengar bacaan muratal QS.Ar-Rahman ketika sampai pada ayat tentang ''kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya." Langsung saya membuka Al-Qur an terjemah, Subhanallah...
Dalam hati saya bertanya "apakah mimpi saya itu adalah sebuah gambaran surga...." tapi saya masih tetap mencari kebenaran makna mimpi itu. Kemudian saya mencari dalam buku Ta'bir Mimpi, saya juga menemukan maknanya surga. Tapi saya belum yakin, kemudian saya tanyakan di Jaringan Asah Pena, Alhamdulillah... semua telah terjawab.
Harapan saya semoga apa yang ALLAH karuniakan kepada saya bisa memberikan penyemangat dalam saya meniti kehidupan di dunia ini untuk selalu berharap kepada ALLAH dalam setiap keadaan saya.
ALLAH memberikan kehidupan kepada kita, tinggal bagaimana menyikapinya kebaikan yang ALLAH berikan kepada kita,,, seperti jika kita diberi kebaikan oleh seseorang pasti kita ingin membalas kebaikan mereka lebih dari apa yang mereka berikan kepada kita.Â
Tapi apa yang ALLAH berikan kepada kita adalah suatu anugrah dan apa yang kita amalkan adalah sebagai bekal untuk kehidupan kita di alam kekal kelak, kita melaksanakan shalat, puasa, zakat, infaq, shadaqah, dan amal yang lain, semua itu tidak akan mengurangi rahmat ALLAH kepada kita.
Hiduplah hari ini dan jangan tunggu hari esok, karena belum tentu hari esok adalah milik kita, beramalah sekarang dan jangan tunggu esok, karena belum tentu esok kita bisa beramal. Semoga kita tetap istiqamah di jalan ALLAH.
Salam ukhuwah;
Ummu ArSyaf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H