Mohon tunggu...
Umiyatun Khasanah
Umiyatun Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN RADEN MAS SAID

Love my self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Saja Penyebab Perceraian

8 Maret 2023   17:58 Diperbarui: 8 Maret 2023   18:20 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Khasna Nabila_212121005 

Aliq Robbiatunnisaa_212121015

Anisa Dwi Ustadiyah_212121009

Kukuh Krido_212121027

Umiyatun Khasanah_212121031 

HKI 4A UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA 

HUKUM PERDATA ISLAM INDONESIA 

Dikabupaten wonogiri angka perceraian selalu meningkat dikarenakan pernikahan dibawah umur yang menikah pada usia kurang dari 16 tahun, pasangan pernikahan ini labil didalam menjalani kehidupan ekonomi serta menyalur kepada masalah ekonomi keluarga, apalagi dalam masalah pemahaman serta pengamalan agama cenderung sangat rendah. Sehingga mempengaruhi pola pemikirannya dalam membangun keluarga. Sebab dengan menjalankan ajaran agama orang akan berusaha mempertahankan keutuhan rumah tangganya masing-masing, masalah dalam keluarga menjadi bagian dari ujian hidup.  

Kalau perkawinan terjadi karena tidak adanya rasa tanggung jawab terhadap keluarga, pergaulan bebas, serta orang tua yang tidak memberikan teguran ketika anak muda melakukan pergaulan bebas, sehingga menikah yang dipaksakan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dalam rumah tangga, karena pada dasarnya pernikahan yang dipaksakan, maka akan mudah terjadinya perceraian, hubungan keluarga tidak akur, hubungan dengan mertua tidak akur serta orang tua campur tangan dalam urusan rumah tangga anaknya.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian di antaranya :

-Tidak adanya kesesuaian pendapat antara suami dan istri : Perbedaan pendapat dalam menyelesaikan permasalahan bukanlah menjadi faktor terbesar di khalayak umum yang menjadi penyebab perceraian sebuah rumah tangga.

-Kurangnya pendidikan agama : dalam menjalani kehidupan mungkin bisa saja orang terlena dalam menjalani kesibukan, mereka terlena dengan hal dunia saja sehingga tidak memperhatikan ilmu agama mereka masing-masing sehingga dalam menjalani bahtera rumah tangga mungkin suami kurang bisa mendidik istrinya sehingga istri semena-mena dalam melayani suaminya. 

-Faktor ekonomi : ini merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi penyebab perceraian, karena dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil terkadang membuat rumah tangga goyah dan mampu menimbulkan tindak pidana sehingga bisa saja mereka mengahalalkan segala cara agar dapat menyambung hidup mereka, atau bisa juga mereka terlilit hutang yang banyak sehingga menjadi perdebatan diantara suami istri. 

-Belum memiliki keturunan : Pertengkaran bisa disebabkan karena pasangan suami istri belum memiliki keturunan, mereka melakukan saling tuduh bahwa salah satunya mandul dan tidak bisa mendapatkan anak. Jika pertengkaran ini sering terjadi, yang paling sering kena dampaknya adalah sang istri, yang selalu dituduh tidak mampu memberi keturunan.  

-Karena umur masih terlalu muda : karena usia yang masih belia hanya memikirkan yang indah-indah saja serta sifatnya terlalu emosional dan labil dalam menghadapi suatu masalah sehingga kurang memahami arti sebuah perkawinn.

-Kurangnya komitmen

Komitmen adalah rasa tanggung jawab terhadap pasangan masing-masing yang mana sangat penting dalam rumah tangga. Ketika berkomitmen, komitmen dapat menumbuhkan rasa kasih sayang yang luas terhadap pasangan.

-Berselingkuh

Perselingkuhan adalah alasan pasangan memutuskan untuk bercerai. Perselingkuhan membuat suatu hubungan menjadi banyak bertengkar dan mengakibatkan perceraian. -Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

KDRT membuat alasan perceraian semakin jadi karena jenisnya, baik fisik, emosional, verbal, ataupun ekonomi.

Menendang, menampar, ataupun memukul pasangan tergolong dalam kekerasan fisik. Sementara itu, kekerasan emosional dapat berupa pasangan yang terlalu terobsesi untuk melukai pasangannya.

-Perbedaan prinsip

Perbedaan prinsip terjadi karena perbedaan kepala dan pemikiran yang tidak bisa di satukan sehingga terjadinya perdebatan yang membuat pasangan merasa tidak saling coco. Sehingga berfikir jika perceraian menjadi salah satu solusi terbaik mereka. 

-masalah ekonomi

permasalahan ekonomi dalam rumah tangga menjadi salah satu hal yang banyak terjadi bagi pasangan, yang menjadi penyebab terjadinya perceraian. Hal tersebut terjadi karena kurangnya lapangan pekerjaan sehingga adanya masalah ekonomi terjadi di rumah tangga. 

-Kurang komunikasi

Kurangnya komunikasi menjadi alasan terjadinya perceraian karena jika kurang komunikasi membuat pasangan sering bertengkar karena hal sepele, pentingnya komunikasi bagi pasngan untuk menjaga satu sama lain

-pernikahan dini

Terjadinya perceraian karena mental pasangan yang belum cukup dalam menangani permasalahan sepele dalam rumah tangga mereka, sehingga emosi mereka belum bisa stabil.

Kemudian apa saja dampak dari perceraian, yaitu :

1.Dampak dan Akibat Perceraian Terhadap Suami/Istri

Bagi istri yang diceraikan dapat menikah lagi setelah masa iddah berakhir. Persetubuhan antara suami dan istri yang sudah bercerai dilarang, sebab mereka sudah tidak terikat lagi dalam pernikahan yang sah. Dengan adanya perceraian akan menghilangkan harapan untuk mempunyai keturunan yang dapat dipertanggungjawabkan perkembangan masa depannya.

Selain itu perceraian juga mengakibatkan kesepian dalam hidup, karena hilangnya patner hidup. Setiap orang tentunya mempunyai cita-cita supaya mendapatkan patner hidup yang abadi. Jika patner yang diharapkan itu hilang akan menimbulkan kegoncangan, seakan-akan hidup tidak bermanfaat lagi, karena tiada tempat untuk mencurahkan dan mengadu masalah untuk dipecahkan bersama. Jika kesepian ini tidak segera diatasi maka akan menimbulkan tekanan batin, merasa rendah diri, dan merasa tidak mempunyai harga diri lagi.

2.Dampak dan Akibat Perceraian Terhadap Anak

Bagi anak-anak keluarga merupakan tempat berlindung yang aman, karena ada ibu dan bapak, selain itu anak juga mendapat kasih sayang, perhatian, pengharapan, dan lain-lain. Jika dalam suatu keluarga yang aman ini terjadi perceraian, anak-anak akan kehilangan tempat hidup yang aman, yang dapat berakibat menghambat pertumbuhan hidupnya baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Akibat lain yaitu adanya goncangan jiwa yang besar. Meskipun anak-anak dijamin kehidupannya dengan pelayanan yang baik oleh kerabat-kerabat maupun salah satu orang tua mereka. Akan tetapi, kasih sayang ibunya sendiri dan bapaknya sendiri akan berbeda dan gantinya tidak akan memberikan kepuasan kepadanya. Sebab betapa teguhnya kemantapan dan kesehatan jiwa yang diperoleh oleh si-anak jika belaian kasih sayang dari orang tuanya dirasakan langsung mulai dari bayi sampai meningkat menjadi anak- anak. Anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tua itu selalu merasa tidak aman, merasa kehilangan tempat berlindung dan tempat berpijak. 

Tidak hanya itu anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tuanya akan melakukan apapun seperti mempunyai dendam tersendiri dan sikap emosional tinggi, hal tersebut seperti menghilang dari rumah, senang mencari kesenagan-kesenangan di tempat baru, dan mulai berbohong agar mendapat perhatian dari orang tuanya.

3.Dampak dan Akibat Perceraian Terhadap Harta Kekayaan

Dalam suatu perceraian dapat berakibat terhadap harta kekayaan yaitu harta bawaan dan harta perolehan serta harta gono-gini atau harta bersama. Untuk harta bawaan dan harta perolehan tidak menimbulkan masalah, karena harta tersebut tetap dikuasai dan adalah hak masing-masing pihak. Apabila terjadi penyatuan harta karena perjanjian, penyelesaiannya juga disesuaikan dengan ketentuan perjanjian dan kepatutan. Pembagian harta bersama yaitu dibagi dua atau setengah setengah, untuk bekas suami dan separoh untuk bekas istri guna untuk mengetahui apakah si-anak sudah rasyid atau belum biasanya dilakukan dengan penyerahan atas sejumlah tertentu dari kekayaannya sebagai percobaan. Dalam percobaan ini dapat diketahui apakah si-anak itu sudah mampu menggunakan uangnya dalam arti efektif dan disertai pertanggungjawaban atau belum. Jika sudah mampu, maka harta kekayaan diserahkan sepenuhnya kepada anak tersebut. Apabila belum mampu, sehingga uang itu digunakan untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, dan dihambur-hamburkan saja secara tidak bertanggungjawab.

Bagaimana solusi kelompok anda mengatasi masalah perceraian dan dampaknya?

Berkaitan dengan solusi kelompok kami dalam mengatasi perceraian dan dampaknya adalah 

1.Lebih mempersiapkan ekonomi sebelum menikah dan menjaga agar ekonomi stabil setelah menikah. Karena tak jarang kasus perceraian yang terjadi karena masalah ekonomi. Dengan ekonomi yang stabil setidaknya dapat meminimalisir adanya pertengkaran dalam rumah tangga dan dapat menghindarkan dari tidak tanggungjawabnya suami karena tidak memberi nafkah pada istri.

2.Menjaga komunikasi antara suami dan istri

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam setiap hubungan, tak jarang ada salah paham yang memicu perdebatan dan pertengkaran karena kurangnya komunikasi atau bahkan miss komunikasi. Dengan adanya komunikasi antara suami dan istri bisa saling mengetahui sehingga tidak terjadi kecurigaan diantara mereka yang bisa memicu konflik.

3.Menjaga komitmen

Komitmen juga sangat penting dalam sebuah pernikahanl. Hal inii karena tak jarang suatu perceraian terjadi karena rusaknya komitmen dari pihak istri ataupun pihak suami, seperti dengan hadirnya orang ketiga yang sangat besar menjadi peluang terjadinya pertengkaran hingga berakhir pada perceraian.

4.Keterbukaan antara suami istri

Tak jarang suatu pertengkaran terjadi karena alasan suami sudah tidak bisa lagi memahami istri atau sebaliknya. Dengan ini keterbukaan kepada pasangan sangatlah penting, karena jika kita tidak berbicara atau tidak terbuka dengan pasangan kita maka mereka menjadi tidak tahu apa masalah kita. Dengan ini mereka tidak tahu apa yang kita inginkan, dengan adanya keterbukaan jadi pasangan kita bisa mengetahui masalah kita dengan ini mereka bisa tahu apa yang harus mereka lakukan sehingga bisa memahami kita.

5.Selalu mendekatkan diri kepada Allah

Mengingat bahwa perceraian adalah asalah satu hal yang tidak disukai Allah maka alangkah lebih baiknya jika kita hindari dengan mendekatkan diri kepada Allah. Seperti contoh dalam kehidupan rumah tangga ketika kita sedang marah atau emosi kepada pasangan lebih baik kita mendinginkan hati dan fikiran dengan berwudhu telebih dahulu agar pikiranlebih baik dan tenang, atau sholat ketika sudah tenang dan tidak emosi lagi baru dibicarakan masalah itu dengan pasangan kita. Dan tentunya selalu berdoa agar kehidupan rumah tangganya selalu sakinah mawadah dan warahmah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun