Terik matahari menyusup melewati tiap celah bangunan kota. Orang-orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Udara terasa sempit di sekeliling Rossie siang itu. Secangkir teh tidak lagi terasa nikmat dicecapnya.
"Sampai kapan kau akan merahasiakan ini dari Bell, Leon? Apa kau tidak takut dia akan marah padamu?"
"Baik sekarang atau nanti, aku yakin dia akan tetap marah, Ross." Leon kembali menikmati seteguk teh itu. Menjeda. "Aku hanya tidak mau terburu-buru."
"Terserah kau saja. Aku harap kau tidak mencariku saat kau butuh bantuan," ucap Rossie marah.
Tanpa sepengetahuan Bell, ternyata Leon adalah Duke Landgrass atau Tuan pemilik Mansion tempatnya bekerja. Sedangkan Rossie mengetahui hal itu sejak mereka kembali bertemu. Rossie bekerja di Galeri milik keluarga Landgrass dan tentu saja dia ada di sana saat sang pemilik datang berkunjung.Â
Rossie berkali-kali menghela napas panjang. Kakinya melangkah pelan menyusuri tiap jengkal jalanan kota. Orang-orang yang berlalu-lalang tidak menggoyahkan pikiran kacaunya.
"Percayalah semua akan baik-baik saja, Ross!" ucap Leon menenangkan.Â
"Berhenti memanggilku begitu."
Leon terkekeh. Gadis di depannya itu mengacungkan telunjuk padanya. "Hei, bukankah aku adalah tuanmu sekarang?"
"Entahlah. Aku bahkan lupa siapa yang harus aku sapa Tuan,"ucap Rossie dengan nada mengejek.
"Aku akan memberikan upah tambahan dua kali lipat jika kau jaga ucapanmu pada Bell."
"Sepuluh kali lipat!" Rossie mencoba menawar.
"Baiklah." Leon mengulurkan tangan. "Kita harus sepakat."
"Aku akan berpura-pura tidak tahu apapun. Jangan libatkan aku dan penuhi janjimu itu, Tuan!" Rossie menerima tangan Leon dengan senang hati.
Selama beberapa hari Leon kembali lagi ke Mansion. Semua pekerjaan di panggil olehnya pada tengah malam kecuali Bell.
"Selamat pagi, Nyonya Highes, " sapa Bell pada kepala pelayan.Â
"Selamat pagi, Bell. Apa tidurmu nyenyak?" ucap wanita paruh baya itu kaku.
"Semua orang terlihat aneh pagi ini, apa ada masalah?"
Nyonya Highes menggerakkan kedua tangannya memberi isyarat bahwa tidak ada masalah apapun. "Saya harus segera pergi, Bell. Selamat tinggal."
"Nyonya! Tunggu."
"Apa kau butuh sesuatu?"
"Oh, hai Leon. Tidak, hanya saja semua orang termasuk kepala pelayan bersikap aneh pagi ini. Apa kau tahu kenapa?"
"Aku hanya tamu, bagaimana aku tahu dengan apa yang sedang terjadi."
"Kau benar."
"Apa kau sudah makan? Aku sedang mencari seseorang untuk menemaniku sarapan pagi ini."
"Aku sudah sarapan. Jadi jika kau ingin aku menemanimu sarapan, aku hanya akan melihatmu makan."Â
Bersambung.......
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI