Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bell dan Rossie | Sebuah Rahasia

21 Juni 2024   19:39 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terik matahari menyusup melewati tiap celah bangunan kota. Orang-orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Udara terasa sempit di sekeliling Rossie siang itu. Secangkir teh tidak lagi terasa nikmat dicecapnya.

"Sampai kapan kau akan merahasiakan ini dari Bell, Leon? Apa kau tidak takut dia akan marah padamu?"

"Baik sekarang atau nanti, aku yakin dia akan tetap marah, Ross." Leon kembali menikmati seteguk teh itu. Menjeda. "Aku hanya tidak mau terburu-buru."

"Terserah kau saja. Aku harap kau tidak mencariku saat kau butuh bantuan," ucap Rossie marah.

Tanpa sepengetahuan Bell, ternyata Leon adalah Duke Landgrass atau Tuan pemilik Mansion tempatnya bekerja.  Sedangkan Rossie mengetahui hal itu sejak mereka kembali bertemu. Rossie bekerja di Galeri milik keluarga Landgrass dan tentu saja dia ada di sana saat sang pemilik datang berkunjung. 

Rossie berkali-kali menghela napas panjang. Kakinya melangkah pelan menyusuri tiap jengkal jalanan kota. Orang-orang yang berlalu-lalang tidak menggoyahkan pikiran kacaunya.

"Percayalah semua akan baik-baik saja,  Ross!" ucap Leon menenangkan. 

"Berhenti memanggilku begitu."

Leon terkekeh. Gadis di depannya itu mengacungkan telunjuk padanya. "Hei, bukankah aku adalah tuanmu sekarang?"

"Entahlah. Aku bahkan lupa siapa yang harus aku sapa Tuan,"ucap Rossie dengan nada mengejek.

"Aku akan memberikan upah tambahan dua kali lipat jika kau jaga ucapanmu pada Bell."

"Sepuluh kali lipat!" Rossie mencoba menawar.

"Baiklah." Leon mengulurkan tangan. "Kita harus sepakat."

"Aku akan berpura-pura tidak tahu apapun. Jangan libatkan aku dan penuhi janjimu itu, Tuan!" Rossie menerima tangan Leon dengan senang hati.

Selama beberapa hari Leon kembali lagi ke Mansion. Semua pekerjaan di panggil olehnya pada tengah malam kecuali Bell.

"Selamat pagi, Nyonya Highes, " sapa Bell pada kepala pelayan. 

"Selamat pagi, Bell. Apa tidurmu nyenyak?" ucap wanita paruh baya itu kaku.

"Semua orang terlihat aneh pagi ini, apa ada masalah?"

Nyonya Highes menggerakkan kedua tangannya memberi isyarat bahwa tidak ada masalah apapun. "Saya harus segera pergi, Bell. Selamat tinggal."

"Nyonya! Tunggu."

"Apa kau butuh sesuatu?"

"Oh, hai Leon. Tidak, hanya saja semua orang termasuk kepala pelayan bersikap aneh pagi ini. Apa kau tahu kenapa?"

"Aku hanya tamu, bagaimana aku tahu dengan  apa yang sedang terjadi."

"Kau benar."

"Apa kau sudah makan? Aku sedang mencari seseorang untuk menemaniku sarapan pagi ini."

"Aku sudah sarapan. Jadi jika kau ingin aku menemanimu sarapan, aku hanya akan melihatmu makan." 

Bersambung.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun