Rossie mengedikkan bahu. "Aku hanya berpikir kalau kita bisa tetap hidup jika kita tidak berpisah. Kau cerdas dalam bekerja dan aku cerdas dalam mengelola uang, kita ditakdirkan bersama, bukan?"
Selang beberapa saat, kereta kuda yang mereka tunggangi itu berhenti. Sang kusir mengeluh sakit perut. Ini kesempatan. Kesempatan yang Rossie buat agar dia bisa kabur, di depan sana ada Leon yang tengah menunggu dengan kereta kuda yang lain menunju dermaga.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!