Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayi Ibuku

6 Januari 2024   21:35 Diperbarui: 6 Januari 2024   21:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sepertinya Ibu akan melahirkan. Jadi aku harus segera pulang."

"Mau aku antar?" Lelaki itu menawarkan.

"Terima kasih. Tapi aku sudah pesan ojek."

"Berapa lama dia akan datang?"

Ayu melihat ponselnya. Layar di ponselnya menunjukkan kalau ojek pesanannya belum menjemputnya.

"Batalkan saja, biar aku yang antar kamu."

Menunggu sang ibu yang tengah berjuang di meja operasi untuk melahirkan bukanlah hal yang pernah di bayangkan sebelumnya oleh Ayu. Apa lagi setelah dia selesai kuliah dan bekerja membayangkan ibunya menikah lagi saja dia sudah tidak mau. Tapi saat ini dia sedang menunggu ibunya yang akan melahirkan. Menegangkan. 

Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit setelah bermenit-menit berlalu akhirnya suara tangis bayi keluar dari dalam ruangan yang kini pintunya terus di tatap oleh Ayu. Bayinya sudah lahir.

Teringat kembali bagaimana sehari sebelumnya Ibu bertanya pada Ayu, jika adiknya lahir maka dia yang akan memberikan nama pada anak itu. Meski Ayu menolak tapi setengah memaksa Ibu meminta Ayu memberikan nama pada adiknya. Sekarang Ayu hanya menangis. Dia tidak tahu tangis itu bahagia atau bersedih. Mempunyai adik lagi di saat dia berusia 25 tahun adalah hal yang bisa dibilang membingungkan untuknya. Yang ada di pikirannya sekarang hanya, bagaimana keadaan Ibu saat ini? 

Azalea, nama yang cantik untuk adik cantik yang kini tengah terlelap dalam dekapan Ayu. "Dia sama sekali tidak mirip denganku."

"Tidak, dia mirip sekali denganmu," sanggah Tika. "Lihat saja hidungnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun