Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Zalimar

4 Januari 2024   20:32 Diperbarui: 4 Januari 2024   20:51 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi di edit di Canva

"Ya ampun, Za! Kamu mencuci beras sampai jernih seperti itu?" teriak Amah.

Zalimar menoleh. Suara bibinya itu hampir memecahkan gendang telinganya. "Loh, jadi nggak boleh sampai jernih?" 

"Lebih baik jernih, Za. Biar lebih bersih," ucap Yanti.

"Pantas saja kamu nggak nikah-nikah, Za. Hal kaya gini aja kamu nggak tau. Mencuci beras itu nggak perlu sampai airnya jernih begitu. Biar masih tersisa nutrisi dalam kulit ari si beras," ucap Amah menasihati.

"Terima kasih,  Amah sudah memberi tahu, Za." Zalimar kemudian meninggalkan Amah dan Yanti untuk segera menanak nasi. Ayah adalah istri dari Kakek Zalimar sedangkan Yanti adalah anak bungsunya. Meskipun Amah adalah istri dari kakeknya Zalimar, tapi gadis itu bukan cucunya. Zalimar adalah cucu satu-satunya dari anak satu-satunya Kakek Amar dari istri pertamanya. 

Mereka tinggal di rumah yang sangat besar. Ada 30 orang yang tinggal di sana dan Zalimar adalah salah satunya. 

"Menikahlah kau, Zalimar. Jangan jadi beban keluarga ini terus. Kau tau, 'kan jika bibimu akan segera pulang," ucap Amah. Semua orang yang tengah menyiapkan makanan terdiam dan menatap Zalimar tajam. Tapi gadis itu hanya tersenyum. 

Baca juga: Kau Pergi Saja

"Aku akan menikah jika memang sudah waktunya, Amah. Lagi pula aku tidak keberatan jika harus berbagi kamar dengan bibi."

Amah membanting sendok.

"Ada apa ini?" tanya Kakek Amar. Semua terdiam tidak ada yang berani berucap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun