"Bagaimana rasanya?" tanya Kakek Tua penasaran.
"Ummm ..., Terasa sejuk!" Nath menunduk kemudian mendongak, berkali-kali. Sudah terasa lebih baik. Di buka lah matanya perlahan. Langit biru, awan berjajar dan pohon Ek. Rasa sakit itu perlahan menguap.
"Nath!"
"Iya? Aku sudah sembuh! Ini ajaib sekali,"
"Tidak! Bukan itu," ucap Artur ragu. "Matamu berubah warna dengan sempurna!"
"Sungguh?" Nath tak percaya.
"Apa dia bermata biru?" Kakek Tua lebih tidak percaya." Ku pikir orang bermata biru sudah punah."
Nath bangkit dan berlari ke arah sungai. Ada wajahnya terpantul di air. Matanya biru, itu biru yang indah.
Artur menyusul Nath. "Tenanglah! Kita akan mengubahnya kembali sesampainya di kamp!"
"Tidak! Kau tidak perlu repot. Lihat ini."Â
Nath menunjukkan matanya yang biru berubah jadi merah kemudian hijau. Dia bisa merubahnya dengan sangat mudah. Itu adalah berkat Dewa Clarus yang mengalir di tiap tetes air sungai ini. Luar biasa.