Artur kembali menjentikkan jari membuat cahaya yang muncul makin besar. Pandangannya makin luas. Di lihat dua helai kain penuh darah di atas batuan dan beberapa helai bulu kuda di sekitarnya. Sekali lagi kudanya bertengking.
"Diamlah Sket!"Â
Artur mengusap wajah kudanya yang terlihat tidak nyaman dengan tempat pengap itu.Â
Roaarr...Â
Suara monster itu terdengar lagi.
"Kita harus bergegas!"[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!