Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Winter Lily: Kehilangan Nath (Bagian 29)

12 Agustus 2023   06:55 Diperbarui: 14 Agustus 2023   06:22 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hei! Di mana Duke tidak bertanggung-jawab itu!" Hoston menepuk-nepuk tangannya yang berlumuran lumpur. 

"Duke Vandermork sudah pergi sejak lima belas menit lalu setelah tahu tunangannya belum sampai, Tuan!" jawab salah seorang kesatria.

"Siapapun Nona itu. Saya semakin tidak menyukainya."

Matahari telah sempurna tenggelam. Ratusan barisan pohon yang menemani pencarian Artur kini hilang. Hanya ada kerlipan kunang-kunang yang kesana kemari mencari pasangannya. Artur melompat turun dari kudanya. Suara hentakan langkan kuda dan kakinya yang menyentuh batuan kecil memunculkan suara yang entah mengapa terdengar mengerikan di antara suara angin malam yang dingin berembus di atara dua bukit hutan kematian. 

Berteriak bukanlah solusi, tapi bagaimana dia tahu dimana orang yang dia cari jika tidak memanggil namanya. Artur memejamkan matanya. Dengan kasar dia memukul pipinya. Sesuatu baru saja diingatnya. Bagaimana dia bisa lupa kalau dia bisa menemukan gadis itu di manapun dia berada lewat jimat yang pernah di berikan sewaktu kecil. Jimat itu tidak pernah lepas dari Nath dan selalu terhubung dengan mana elemen angin miliknya. 

Artur kembali menaiki kudanya. Sepuluh menit hingga langkah kudanya terhenti di sebuah tebing dengan tumpukan batuan besar di sisinya. Bukan batuan biasa, ada cakar di beberapa sisi. Baru saja Artur menjentikkan jari. Sebuah cahaya putih keluar dari ujung telunjuk. Menelisik tiap bongkahan batu, hingga langkahnya terhenti---noda darah yang belum lama mengering. Tali penghubung antra dia dan jimat itu terputus di tumpukan batu itu. 

Artur menarik kudanya mundur dalam hitungan ke tiga sebuah cahaya putih menghempas batu itu dan menghancurkannya. 

Duaar... 

Sebuah lubang besar seukuran lebih dari dua meter yang ternyata gua terpampang di depan mata. Sekejap Artur terdiam. 

Rroooaar... 

Itu suara monster gunung dari hutan kematian. Artur telah membangunkan monster-monster itu. Gemretak tanah yang dipijak menjadi peringatan untuknya segera meninggalkan tempat itu. Bergegas Artur memasuki gua. Kudanya bertengking kala memasuki bagian yang lebih gelap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun