"Anda baik-baik saja, Julia?" Ambeer menyentuh pipi Julia. Tangannya yang lembut, senyumannya yang indah itu dibinasakan oleh Julia dalam cerita. Mengingat itu jantung Julia berdegup kencang tubuhnya bergoncang.
"Apa Anda sakit?" tanya Ambeer lagi.
"Tidak Yang Mulia. Sepertinya saya terlalu lama berdiri di bawah terik matahari. Dan Tuan Crimson---" Julia menghentikan kalimatnya lalu membungkukan badannya.
"Baiklah saya mengerti. Secepatnya saya akan menghubungi Anda untuk janji temu itu. Saya juga permisi."Â
**||**
Bersandar pada kursi kayu di dalam perpustakaan, pikiran Julia bergerilya menjelajahi setengah bumi. Hidupnya yang mengerikan sebagai Yuri masih dapat digenggamnya dengan tetap hidup di atas kakinya sendiri. Tapi hidup sebagai Julia-dia hanya sebatas menggerakkan tubuh gadis itu beriringan dengan takdir menyedihkan sang Putri.
Sebuah buku dibukanya. Kalimat-kalimat itu tak pernah ada di kehidupannya, namun bibirnya begitu fasih mengucapkannya. Seakan semua sudah tertulis di alam bawah sadar. Sugguh dia memang Tuan Putri yang cerdas. Namun seketika dia jadi bodoh hanya seorang lelaki yang tidak pernah sekalipun mencintainya.
Jadwalnya hari ini batal. Janji yang sudah dibuat dengan beberapa perancang busana dari toko-toko paling terkenal di pusat kota itu gagal dilakukan. Tuan Putri yang malang, dia akan dihina saat pesta kedewasaan yang akan diadakan sebentar lagi.
Tidak mengapa. Dia tahu hal itu memang akan terjadi. Dan tidak semua hal dalam cerita aslinya dapat diubah. Dia juga tidak akan mati karena hinaan para bangsawan di hari itu. Setidaknya para bangsawan akan menemukan bahan gosip mereka untuk beberapa waktu tentang Tuan Putri yang tidak sopan melanggar janji atau Tuan Putri yang mempermalukan keluarga kerajaan karena ketidakmampuannya.
"Pangeran mengirimkan Anda surat, Yang Mulia." Elle menyodorkan sepucuk kertas abu-abu tua dengan goresan tangan Dimitri yang semakin indah berhiaskan stampel pangeran.
Adik yang kini begitu sayang kakaknya itu akan mengirim dokter untuknya. Sebuah alibi yang dapat meredam kesinisan terhadap sang Tuan Putri baru.