Pagi yang cerah dengan suhu udara yang semakin dingin dari hari sebelumnya. Satu lagi lapisan baju yang harus penghuni kastil kenakan. Kayu-kayu perapian telah di tambah dan jendela-jendela tidak lagi di buka. Semakin meninggi semakin terang matahari, tapi sinarnya tak dapat menghapus dingin yang terus merangsek masuk kastil. Hari ini tidak ada latihan. Lapangan di tutup, para pekerja sedang bekerja keras membuat tempat itu dapat digunakan kembali.. Nath baru saja selesai dengan belajar nya. Pagi-pagi sekali gadis itu bangun. Hari ini Artur datang.Â
Nath menuruni anak tangga yang terbuat dari pualam. Langkah kakinya merangkai sebuah nada yang menggema di ruangan utama kastil. Gadis itu mengenakan gaun hijau muda dengan rambut di tata sedemikian rupa. Cantik dan anggun. Baru saja Artur datang dan menempati sebuah ruangan. Dua orang pelayan menunduk memberi salam kemudian membukakan pintu untuk Nath. Gadis itu membungkuk memberi salam. Cangkir the yang baru saja diangkat Artur pun kembali ke atas meja. Dengan sopan Artur berdiri dan menyambut calon tunangannya itu.
"Maaf membuat Anda menunggu," ucap Nath membuka percakapan.Â
"Saya sedang tidak suka basa basi. Jadi katakanlah apa yang ingin Anda sampaikan hingga meminta saya datang?"Â
Aura laki-laki itu sedang suram di pagi yang cerah.
Nath menahan emosi nya untuk kali ini. "Uuummm ... " Kalimat yang sudah terangkai rapi sebelum memasuki ruangan itu tiba-tiba menguap. Nath gagap.
"Katakan saja!" desak Artur.
"Apa saya harus tinggal di kediaman Vandermork setelah kita bertunangan?"
"Tidak!"jawab Artur.
Nath menghela napas lega.