Nath tersenyum, "Saya tahu Anda adalah orang jenius dalam pembuatan senjata. Bahkan pedang yang Ayah hadiahkan untuk kak Noah adalah buatanan Anda."
Mata Kakek yang berusia lebih dari 90 tahun itu terbelalak. Garis-garis wajah yang menggambarkan kerja kerasnya itu terlihat dengan jelas. "Kau putrinya Alex?"
Nath mengangguk.
"Apa yang Anda inginkan, adalah perintah untuk saya!"
Nath membuka telapak tangannya, sebuah batu merah muda muncul dari sana. Cantik dan bersinar. "Saya mau Anda membuat sebuah senjata yang bisa saya bawa kemanapun dan sertakan batu ini bersamanya."
Kakek itu terdiam.
"Apa permintaan saya membuat Anda terbebani? Maaf!" Nath menghela napas.
"Tidak! Sungguh tidak, Lady! Saya hanya kagum. Dari dulu saya Cuma dengar soal batu Ruby kekaisaran yang legendaris. Dan sekarang ada di hadapan saya."
"Saya tahu Anda akan membuat yang terbaik untuk saya."
"Tentu! Tentu, Lady!"
Dengan sebilah pedang Nath terus mencabik-cabik sebatang pohon di depannya. Tanpa punya salah atau apapun, pohon itu tentu saja hanya bisa pasrah. Ya, karena dia hanya sebatang pohon.Â