"Saya sudah tahu---siapa saya dan mengapa saya ada di tempat ini!" ucap Nath terdengar serius. "Aku tahu bahayanya jika mata biru yang saya miliki diketahui oleh menara sihir atau para perampok itu. Tapi Ayah, sekarang saya ada di kastil ini. Bolehkah selama saya tidak keluar, saya tetap dengan mata dan rambut ini?" Gadis itu merendahkan suaranya.
"Nath---"
"Saya masih tahan jika harus meminum racun dan menambah dosisnya setiap hari. Tapi untuk mata ini---" ucapan Nath terhenti. Memang sangat menyakitkan jika mata itu akan di ubah warnanya. Tapi akan lebih menyakitkan jika warnanya akan berubah ke warna semula. "Saya bosan dengan rasa sakit yang seakan akan membunuh saya, Ayah. Saya tahu, jika Ayah bukan Ayah saya. Ini mungkin tidak masuk akal, tapi dari bagaimana Ayah berusaha menutupi identitas saya merubah nama dan tanggal lahir saya hingga warna mata dan rambut ..., saya paham---semua saling berhubungan. Saya sangat berterimakasih. Tapi ..., izinkan saya memanggil Ayah, dengan sebutan Ayah selamanya!"
Wajah seram Alex berubah jadi datar. Laki-laki itu tidak bersedih tidak juga terkejut. "Berdiamlah dalam kastil selama satu tahun. Dan buat dirimu lebih kuat."
"Apa itu syarat? Saya akan melakukannya jika itu adalah harga yang pas untuk panggilan 'ayah'"
Sinaran jingga menghiasi langit Carperia sore itu. Tidak ada burung atau hewan lain yang terbang dan pulang. Ini Carperia, di luar kastil udaranya bisa membekukan apa saja. Hanya beruang dan beberapa kelinci serta rusa saja yang dapat hidup. Di puncak menara tertinggi Nath berdiri sambil menatap tepian lautan yang tidak jauh jaraknya dari kastil. Dan tidak jauh dari garis pantai itu sedang terjadi peperangan yang belum usai. Sudah seminggu, Nath tekun belajar berpedang serta ilmu strategi. Lima mana elemen miliknya telah seimbang namun terus menyerang batu Ruby pemberian Claire.Â
Sebuah surat datang dari istana dua hari lalu. Benar saja, Claire tidak baik-baik saja. Efek serangan itu membuat gadis berambut emas itu semakin lemah. Di balik surat dari Claire tersemat sebuah kabar mengejutkan. Jika Raja dari flowerina sudah mengajukan persetujuan menyunting Claire sebagai tanda persahabatan dan sokongan pada peperangan.Â
Selama dua hari Nath terus memikirkan cara agar kekuatan nya tidak menyakiti Claire. Entah dia harus mengembalikan batu itu atau Claire yang harus melepas keseluruhan kekuatan batunya. Keduanya mempunyai risiko.Â
Saat Nath meminta saran dari Alex, jawaban laki-laki itu jelas meminta Claire melepaskannya. Sesuatu yang pasti tidak akan di lakukan oleh Claire. Nath tidak tahu keadaan Claire, tapi yang jelas dia tidak dalam keadaan baik.
Di hari berikutnya Nath pergi ke sebuah tempat pembuatan perhiasan. Seorang kakek tua menyambutnya. Sebuah rumah usang dengan debu di setiap sudutnya. Dengan senyum ramah kakek itu mempersilahkan Nath.
"Ada apa, seorang Lady datang ke tempat berdebu ini?"