Matahari pagi Carperia yang di rindukan dengan semburat jingga dan sedikit sentuhan merah muda di garis ujung timur bukit telah menyapa. Ini pagi yang indah dengan udara sejuk yang tidak bisa dinikmati ketika sedang di ibu kota. Nath mengulurkan tangannya ke luar jendela. Ada sebuah bunga cantik mekar di sana. Itu bunga lili dengan kelopaknya yang berwarna biru. Sama seperti matanya hari ini. Saat dia pergi ke ibu kota, tidak ada kuncup atau tumbuhan itu di sana.Â
Lima menit lalu Jeremy menyampaikan pesan agar Nath datang ke ruang Grand Duke setelah sarapan. Persoalan perampok batu sihir dan mata Nath yang berubah mendadak terdengar serius.
Nath mengganti pakaiannya, dari gaun tidur berwarna toska polos menjadi gaun biru muda dengan susunan motif bunga mengelilinginya. Tampak cantik dan anggun ketika gadis itu berjalan menyusuri lorong kastil Carperia.
Seseorang yang berjaga di depan ruangan Grand Duke mendorong daun pintu. Kayu besi yang kokoh dan berat. Terlihat penguasa Carperia itu tengah sibuk dengan dokumen dan pena di tangannya. Laki-laki yang tidak beranjak tua itu berdeham. Memecahkan keheningan. "Bagaimana kabarmu?" ucapnya kaku.
"Saya baik, Ayah!"
"Baguslah. Aku sempat khawatir mendengar kabarmu di istana dan penyerangan itu. Tapi sepertinya kau sudah menepati janji itu?" Alex menatap mata Nath sejenak. "Apa kau sudah tambah kuat?"
Nath mengangguk---mantap. "Saya berpikir demikian, Ayah!"
Alex terkekeh. Baru saja dia tersadar jika bayi yang dibawanya dari Gradiana kini telah debut dan menjadi gadis cantik. "Aku harap apa yang kau katakan itu benar."
"Umm ..., Ayah." Nath berhenti sejenak. Menatap mata Alex serius. "Ayah! Saya sudah tidak menginginkan jawaban Ayah soal siapa saya!"
Alex terkejut. Mata merahnya terbelalak. "Apa maksudmu?"