"Apakah langit itu biru atau hijau, atau aku yang buta warna---sia-sia saja jika terus berusaha jika apa yang diusahakan tidak menghargainya,"
Malam sejuk di akhir bulan Oktober. Semua daun di halaman gedung telah luruh. Berguguran meninggalkan dahan yang bersiap tidur di musim dingin. Bulan baru telah muncul di tepi bukit, itu bulan yang bulat sempurna menggantung di kaki langit. Seharusnya itu indah di tengah kesunyian malam. Tapi kenyataannya tidak di rumah mereka. Di ruang tengah Ayah dan Ibu tengah bertengkar. Apalagi yang sedang mereka ributkan. Tentu saja persoalan uang.
Selalu seperti itu setiap satu minggu sekali, saat Ayah pulang dari tempat kerjanya. Bahkan tetangga mereka hanya betah dua tiga bulan tinggal bersebalahan dengan rumah mereka.
Yuri menutup telinganya dengan bantal. Dia lelah sekali setelah seharian bekerja lalu kuliah. Kedua orang yang tengah bertengkar di ruang tengah mana paham soal masalah orang lain yang butuh istirahat. Yang mereka tahu hanyalah uang, uang dan hanya uang. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H