Mengenakan pakaian pelayan, Nath dan Anna keluar melewati gerbang istana dengan membawa keranjang buah. Keduanya berniat datang lagi ke restoran Ly'Azura untuk menyelidiki seseorang. Tapi Nath sangat tidak cocok untuk dianggap sebagai seorang pelayan.Â
Kedatangan mereka tidak lain tidak bukan adalah mencari orang itu. Orang yang pernah mereka temui tempo hari. Seorang dengan jubah hitam. Sama persis dengan penyusup yang masuk ke istana saat Debutante yang diceritakan oleh Lucas.
Nath dan Anna pergi tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Jeremy. Dengan penuh keyakinan keduanya menyelinap keluar tepat sebelum jam makan siang.Â
Setibanya mereka di pusat kota, baik Nath maupun Anna kemudian memakai jubah berwarna kelabu. Warna merah dari rambut Nath terlalu mencolok jika berkeliaran di tengah kota.
Betapa bodohnya penjaga gerbang yang membukakan pintu untuk kedua perempuan berseragam pelayan namun memiliki rambut merah itu.Â
Kenapa?
Tentu saja tidak ada pelayan berambut merah. Rambut merah adalah ciri dari keturunan bangswan dari Timur. Selain itu jika orang yang tidak mempunyai warna asli rambutnya merah, harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mewarnainya. Jelas pelayan sesungguhnya tidak akan mampu membayar semahal itu hanya untuk sebuah warna rambut.
"Apa kita akan baik-baik saja, Nona?" bisik Anna.
"Bersikaplah biasa saja, Anna!"
"Tapi---"
"Aku yakin ini akan menyenangkan."
Gubrakk....
Seorang anak kecil menabrak seorang Nona di tepi jalan. Nona itu memaki anak tersebut tanpa henti. Gaun merah mudanya terlihat sendikit robek. Sedikit. Ya, hanya sedikit.Â
Melihat hal itu Nath yang geram hendak menolong anak itu, namun Anna menarik tangan Nath dan menggelengkan kepalanya berharap Nath mengurungkan niatnya itu. Namun gadis keras kepala itu tidak menghiraukan Anna. Nath mendekati kerumunan di jentikkannya jari-jari cantiknya. Sekejap saja gaun Nona itu kembali ke bentuk semula---ajaib.
Nona bangsawan yang tengah memaki anak itu trlihat kebingungan kemudian memberikan sejumlah uang untuk anak itu.
"Apa yang Nona lakukan?"Â
"Aku hanya sedikit membantu anak itu. Tenang saja. Nona itu tidak akan ingat apapun." Nath terkekeh lalu meninggalkan kerumunan.
"Apa itu salah satu trik sihir yang baru Anda pelajari?"
Nath mengedipkan mata kanannya. "Ini rahasia."
"Apa Nona juga melakukan hal itu saat kita keluar gerbang?"
"Aku hanya ingin menikmati liburan ini, Anna."
"Baiklah. Tapi Anda tidak boleh membahayakan diri Anda, Nona."
Nath memasuki Ly'Azura; seorang berpakaian pelayan menyambutnya dan mengantarkan dua gadis itu ke sebuah meja kosong, "Silakan, Lady. Apakah Anda mau mencicipi teh kami?"
"Tentu."
"Dan jangan lupa kue kering yang manis," ucap Anna menambahkan.
Nath dan Anna duduk di sebuah meja tak jauh dari jendela. Pemandangan luar yang cerah terlihat jelas dengan orang-orang berlalu lalang di jalanan.Â
Nath masih ingat, jika seseorang yang menabraknya di restoran adalah laki-laki berambut hitam; namun dia tidak yakin apa warna matanya. Tapi dia ingat jika lelaki itu mempunyai aroma lavendel dan campuran asap pembakaran kayu manis. Sedikit aroma anggur dan juga musim semi yang manis.
"Permisi Nona-nona. Apa saya boleh duduk di sini? Sepertinya pemandangan dari sini bagus." Seseorang bertubuh tegap berdiri di samping meja mereka. Jas panjang berekor kecokelatan dan mantel bulu yang terlihat hangat.
"Maaf. Tapi kami tidak ingin berbagi tempat. Masih banyak meja kosong di sana," tunjuk Anna pada barisan meja-meja kosong tak jauh dari tempatnya.
"Oh---baiklah. Tapi, bukankah tidak baik, seorang Nona dari keluarga Grand Duke berjalan-jalan berdua saja,"
"Apa saya mengenal Anda, Tuan?" tanya Nath.
Laki-laki itu membungkuk memberi hormat. Di raihnya tangan Nath lalu mencium punggung tangan gadis itu. "Saya Artur. Artur Vandermork."
Nath ingat. Laki-laki itu adalah calon Duke muda yang pernah berdansa dengannya waktu malam Debutante. Laki-laki yang sama namun dengan penampilan yang berbeda. Jika saat debutante, Artur memakai pakaian yang sangat mewah dengan mantel jubahnya. Kini laki-laki itu berpenampilan biasa saja layaknya bangsawan kelas menengah yang tengah jalan-jalan di ibu kota.
Meskipun canggung, Nath akhirnya mengizinkan Artur untuk duduk bersamanya dan berbincang. Banyak yang mereka bicarakan dari musim di Carperia hingga apa saja makanan khas dari daerah yang musim dingin sepanjang tahun itu.
Mungkin sudah terlalu lama, hingga Nath tidak menyadari laki-laki yang ada di hadapannya itu adalah laki-laki yang sama yang menggendongnya saat ia keluar dari kastil untuk pertama kalinya. Laki-laki yang sama yang menemaninya berkeliling melihat festival. Laki-laki yang sama yang memberikan jimat, yang hingga kini jimat itu masih dibawanya kemampuan dia pergi.
Perbincangannya dengan Artur membuat Nath yang bertujuan mencari laki-laki berjubah yang pernah menabraknya itu pun terlupa. Hingga matahari condong ke Barat, keduanya masih asik bergumul dalam perbincangan.
"Nona---sepertinya kita harus pulang," bisik Anna.
"Saya akan merasa sangat terhormat jika Lady mengizinkan saya mengantar," ucap Artur.
Dengan senang hati Nath menerima tawaran Artur untuk mengantar keduanya. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Lucas dan Jeremy. Dua pemuda itu tengah dalam tugas mencari Nath yang hilang sejak tengah hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H