Setelah memastikan Claire masuk dan mematikan cahaya di kamarnya, Noah kembali ke kamarnya. Di lihatnya ranjangnya kosong. Nath sudah pergi. Sedangkan Jeremy dan Lucas masih terlelap dalam tidurnya. Pintu kamarnya terbuka, Noah dengan segera memastikan keadaan adiknya. Kamar mereka tidaklah berjauhan sehingga dengan waktu cepat Noah sampai di depan kamar sang adik.
Belum juga dia menyentuh gagang pintu, seseorang telah mendahuluinya membuka pintu. Pangeran Vederick, yang masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat pesta; pertanda dia belum kembali ke kamarnya untuk istirahat saat waktu telah menunjukkan tengah malam.
"Apa yang Anda lakukan di kamar adik saya, Pangeran?" tanya Noah sinis.
"Apa yang Tuan Muda keluarga Carperia lakukan di depan jendela Putri Claire?" Vederick menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan.Â
Noah terdiam menahan amarahnya. Kelakuan tidak terpujinya itu ternyata ada yang memergoki. "Saya hanya memastikan keadaan Tuan Putri baik-baik saja. Bukankah aneh tengah malam kamarnya masih terang?" Sebuah alibi yang tiba-tiba saja keluar bebas.
Vederick berdecak. "Tidak ada yang aneh. Kakak memang seperti itu. Dia bekerja keras belajar agar layak jadi Ratu di masa depan. Melakukan apa yang sebenarnya tidak pernah dia inginkan."
Noah lalu melihat dari kejauhan adiknya tengah tertidur di atas ranjangnya.
"Dia baik-baik saja. Saya tidak akan berani menyentuhnya. Bukankah Anda tahu saya baru 15 tahun? Lagi pula, saya tidak mau ada rumor aneh menyebar di dalam istana mengenai tamu yang berpesta kemudian tidur bersama dalam satu kamar."
"Maafkan saya."
"Memang sudah seharusnya kau paham akan posisimu." Vederick berlalu meninggalkan Noah di depan kamar Nath. Terlukis jelas di wajahnya yang puas setelah merasa menang dari Noah karena statusnya sebagai Pangeran.
"Sebaiknya Anda berhati-hati, Pangeran. Mulai saat ini saya akan sering mengawasi Anda." ucap Noah.[]