Kastil Carperia
"Ibu, apa aku boleh makan kue?"
"Panggil saya Rosa, Nona!" pinta Rosaline.
Gadis kecil itu membusungkan pipinya karena tidak mau memanggil pengasuhnya itu hanya dengan nama. Tangan kecil Nath lalu  meraba piring besar yang berada di atas meja. Meraih potongan-potongan berbagai kukis manis warna warni.
"Bukankah akan lebih menyenangkan kalau ibuku tidak hanya satu?"
Rosaline mengerutkan dahi. "Kenapa Nona berpikir seperti itu?"
Nath mundur dan menjauh dari meja ---memegangi gaunnya dan berputar. "Aku mungkin akan mendapatkan banyak omelan karena makan kue. Tapi aku juga pasti akan mendapat banyak cinta, benarkan?"
Rosaline tersenyum tipis. "Anda akan mendapatkan banyak cinta dalam kehidupan Anda, Nona."
"Sungguh?" Mata Nath berbinar.
Rosaline ingin mengedikkan bahunya. Tapi hati Nath mungkin akan  terluka jika dia melakukan itu.
Sebentar lagi akan ada pesta yang diadakan oleh Grand Duchess, sehingga banyak kukis dan makanan manis yang dibuat.Â
Nath---begitulah panggilan gadis kecil yang begitu menyukai makanan manis itu dipanggil. Ini adalah hari keberuntungannya. Mengambil makanan apapun yang dia mau tanpa ada seorangpun yang peduli.
Jika dilain hari Nath harus mengendap-endap di malam hari, hanya untuk mengambil kepingan kukis manis. Kemudian akan menyimpannya di balik bantal, berharap tidak ada satupun orang yang tahu.
Pergerakan tangan mungil Nath dihentikan oleh seseorang. Tangannya yang cantik dan putih itu menggenggam jemari, si bocah kecil. "Hei kucing kecil!! Tidakkah kau sudah terlalu banyak makan makanan manis hari ini?" ucap orang itu. Senyumannya manis dan mengerikan.
"Ampun, Nyonya," ucap Nath tatkala melihat siapa yang berani menghentikannya. "Saya baru mencicipi yang ini remahannya saja. Sungguh," ucapnya berharap belas kasih. Dengan jurus andalannya yang memelas seperti anak anjing. Nath menatap Helena yang merupakan Nyonya di kastil itu.
"Nona! Anda tidak boleh memanggil Nyonya Grand Duchess seperti itu!" tegur Rosaline. Perempuan itu kemudian membungkuk. "Maafkan saya, Nyonya. Saya akan berusaha lebih baik lagi dalam mendidik Nona."
Helena yang sangat menyayangi Nath layaknya anak sendiri itu tersenyum. "Tidak apa-apa, saya senang dengan apapun yang keluar dari mulut gadis ini."Â
Helena mengusap kepala Nath. Bagaimana dia tidak, Â menyukai Nath, Helena mempunyai dua orang anak yang semuanya laki-laki. Nath gadis kecil yang lucu dan manis. Dengan senang hati tangannya selalu hangat memeluk Nath dan membelainya setiap kali bertemu.
"Anak nakal harus dapat hukuman," ucap Helena. Wajah cantiknya tampak seperti serius di mata Nath.
"Apa yang harus saya lakukan, Nyonya?" Nath mulai menirukan pelayan yang akan mendapat hukuman setelah melakukan kesalahan.
Helena tersenyum licik. "Kalau hanya hukuman dikurung dalam kamar, itu terlalu ringan." Helena berpikir lagi, "bagaimana kalau kucing kecil ini menemaniku saat Pesta Teh nanti!" ucap Helena.
"Tapi ..., Bukankah akan ada banyak orang? Bagaimana jika mereka--" Nath menghentikan kalimatnya. Ada kekhawatiran dalam benaknya.
"Tenang saja. Kau bagian dari Kastil ini. Kau juga anakku." Helena mengecup kening Nath.
Jamuan minum teh atau pesta teh adalah acara perkumpulan sosial para bangsawan; di mana waktu itu adalah ajang para nyonya akan memperluas pertemanan dan kerja sama serta saling membanggakan anak atau keluarga mereka atau apapun yang dapat mereka banggakan.
Gaun merah jambu dan pita warna senada menghiasi rambut Nath yang berwarna abu-abu gelap khas orang utara seperti Helena. Â Selain itu mata biru Nath juga akan disamarkan dengan sihir membuatnya seperti orang utara yang bermata hitam.
Demi menyembunyikan Nath, Duke dan Duchess berusaha keras menutupi warna asli rambut Nath dan juga matanya.
"Ini menyebalkan! Harusnya Kak Noah atau Lucas yang menemani Nyonya Duchess di jamuan minum teh kenapa aku?" tanya Nath pada Rosaline yang tengah menata rambut panjang gadis kecil itu. Rosaline menghentikan gerakannya.
"Tenangkan diri Anda, Nona. Nyonya Duchess pasti akan melindungi Anda,"ucap Rosaline mencoba menenangkan Nath yang tampak gelisah."Anda juga pasti akan suka bertemu dengan teman yang seusia Anda."
"Sungguh?" ucap Nath tidak percaya.
Pesta teh yang dibicarakan itu pun tiba. Aroma teh bercampur dengan aneka buah kering dan bunga-bunga yang diseduh itu mengisi tiap jengkal udara paviliun di tengah taman bunga.
"Selamat sore Grand Duchess, semoga kesejahteraan Carperia senantiasa selalu berama kita," ucap seorang sambil membungkuk saat Helena dan Nath tiba.
"Apakah dia Nath?" tanya salah seorang tamu sambil mengulurkan tangannya hendak menyentuh pipi mungil Nath. Tapi dengan cepat Helena menangkis tangan itu.
"Maafkan saya Duchess," ucap wanita itu dengan suara yang lirih. Setiap mata yang menyaksikan itu hanya saling tatap dalam diam.
"Perkenalkan dirimu, Sayang," pinta Helena pada Nath.
Dengan langkah malu-malu Nath kemudian membungkuk di hadapan para tamu. "Saya Nathalie Gloria De' Alexander. Semoga keselamatan dan kesejahteraan bersama kita. Senang bertemu dengan Nyonya sekalian."
"Lihatlah dia manis sekali," ucap salah seorang Nyonya.
"Saya berharap dapat mempunyai anak perempuan," sahut Nyonya yang lain.
"Apakah penting anak itu laki-laki atau perempuan? Bukankah mereka tetap bagian dari diri orang tuanya?"
"Duchess hanya mempunyai anak laki-laki, bukan? Harusnya Anda tambah satu lagi anak perempuan. Lagipula Anda sesungguhnya tidak memiliki anak," ucap salah seorang Nyonya dengan nada sinis dan berbisik di kalimat terakhir. Tapi Duchess itu tidak membalas.
"Duchess, Anda tidak perlu memikirkan apa yang Marrie katakan. Dia---"
"Tidak! Saya hanya kasihan dengannya. Hidupnya pasti hanya sibuk ke sana ke mari mengumpulkan informasi dan gosip-gosip di kalangan kelas atas."Â
Duchess Grace dari Grastel itu lalu mencicip teh yang hampir dingin di cangkirnya. "Terima kasih, Helena. Saya pasti akan menyempatkan untuk mampir lain waktu,"
"Anda akan pergi secepat ini, Duchess?" tanya Helena.
"Anda tidak perlu mengantarkan saya." Grace berlalu meninggalkan tempat itu. "Saya ingin mengundang Anda secara pribadi di lain waktu," ucap Grace sedikit menurunkan nada suaranya di telinga Helena[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H