Ini masih terlalu pagi sepetinya, karena tempat yang aku tuju masih cukup sepi. Ku tatap jam di tanganku masih belum menunjukkan pukul 7 tapi tempat itu jelas sudah hampir buka.
Sahabat ku adalah seorang owner sebuah kafe, dia merintis usaha itu sejak duduk di bangku kuliah. Dan di kafe itulah kita berjanji akan bertemu.
Dia memang keren, aku selalu kagum dengannya. Saat aku masih mondar-mandir melamar pekerjaan, dia sudah mondar-mandir mengatur karyawannya. Dia juga memiliki paras yang cantik dan juga jenius, siapa sih yang nggak mau jadi teman atau kekasih nya. Namanya Katherine, dia lulusan terbaik juruan manajemen dari kampus terbaik di negeri ini.
Aahh.. dunia sepertinya nggak berpihak padaku jika terlalu lama menatap Kath, begitu aku memanggilnya. Dan itu adalah Kath, badannya benar-benar proporsional. Rok setulut dan jas berwana peach sangat menyatu dengan wajahnya yang cantik. Dia seperti tokoh utama dalam drama dan semua mata akan selalu tertuju padanya.
Dan namaku adalah Sunny, terlalu imut untuk perempuan yang lebih sering memakai kaos bergambar tengkorak. Aku hanya perempuan biasa terlahir dari keluarga biasa dan mempunyai prestasi yang biasa. Bukan hanya itu, dalam hal percintaan aku juga biasa saja, tentu berbanding terbalik dengan Kath. Walaupun namaku Sunny, tapi bagiku aku adalah shadow-nya Katherine. Perempuan itu selalu bersinar terang hingga aku tak ada celah untuk bersinar juga.
"Pagi Sunny. Hari ini kamu cantik" sapa gadis itu saat melihat aku sudah duduk di bangku depan kafenya.
Tempat ini tak begitu jauh dari kediaman ku karena akulah yang merekomendasikan tempat ini untuknya. Tempat luas dengan halaman yang banyak ditumbuhi pohon serta letaknya yang strategis.
Disini juga sejuk dengan dua pohon besar di seberang jalan. Memang tampak seperti bangunan lawas dan dulu terlihat seram, tapi sejak tempat ini di beli Kath semua berubah.Â
Tidak jauh dari tempat ini merupakan perkantoran sedangkan 20 meter dari tempat ini adalah kampus. Jadi tidak heran jika pelanggan tetap cafe ini adalah mahasiswa dan orang-orang kantor.Â
"Aku selalu cantik kalau deket kamu, kok!" gurau ku.
"Kamu cantik kalau sendirian, tau!" ejek perempuan dengan tinggi 170 cm itu, "mau teh atau kopi?" ucap Kath menawarkan produk kafe nya.