Mohon tunggu...
Umi TriLestari
Umi TriLestari Mohon Tunggu... Lainnya - Umi Reading

Umi membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Covid-19 terhadap Penilaian Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

16 Juni 2020   22:00 Diperbarui: 16 Juni 2020   22:04 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

penulis: Umi Tri L, Ajeng Reka HD, Amelia Rachma A, Balqis Fauzia N (Mahasiswa S1 Akuntansi, FE UNISSULA)
Drs. Osmad Mutaher,MSi (Dosen Akuntansi Manajemen FE UNISSULA


Perusahaan di Indonesia ada yang berupa manufaktur, perbankan, jasa, dan perdagangan.Setiap perusahaan menjalankan usahanya sesuai bidangnya masing – masing. Dimana  dalam mengelola usahanya diperlukan adanya akuntansi agar mengetahui apakah perusahaan ini dapat melangsungkan usahanya atau tidak. 

Peran akuntansi ini juga penting di era sekarang yang mana akibat covid-19 ini banyak perusahaan yang gulung tikar, merumahkan karyawannya, dan melakukan phk besar – besaran karena tidak dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. 

Perusahaan yang dapat bertahan hingga saat ini sudah dipastikan bahwa kinerja yang mereka miliki sangatlah bagus, dan mereka punya cara – cara yang handal dalam menangani masalah yang mereka hadapi di saat lagi hancurnya perekonomian kali ini. Untuk itu disini akan diberikan suatu kasus mengenai dampak covid-19 terhadap penilaian kinerja PT Bank Rakyat Indonesia. 

Menurut kalian, apakah perusahaan ini dapat bertahan?Apa saja yang akan dilakukan perusahaan ini di masa pandemic covid-19? Simak penjelasan berikut ini.

Sebelum melangkah lebih jauh, kita uraikan dulu yuk, apa sih penilaian kinerja itu?

Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja merupakan penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja ini dengan memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran organisasi, dan memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar mencapai hasil yang maksimal.

Lalu, bagaimana cara kita menilai kinerja suatu perusahaan?

Kita dapat menilai melalui 3 jenis penilaian yaitu penilaian kinerja pusat pendapatan, penilaian kinerja pusat biaya, dan penilaian kinerja pusat laba. Berikut rangkumannya yang akan dibahas satu – persatu:

Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan

Informasi akuntansi yang dipakai berupa pendapatan.Jika pusat pendapatan hanya menjual jasa atau barang, maka perhitungannya hanya dengan mengalikan kuantitas yang dijual dengan harga jualnya.

Namun berbeda jika pusat pendapatan mentransfer jasa atau barang tersebut ke pusat pertanggungjawaban lainnya, apakah pendapatan dari transferan itu sebagai pendapatan pusat laba dan harga transfernya sebagai beban pusat pertanggungjawaban lainnya? 

Untuk itu perlu diperhitungkan adanya kinerja pusat pendapatan dari seluruh pendapatan baik dari penjualan maupun transfer jasa atau barang yang akan digunakan sebagai acuan kinerja manajer pusat pendapatan.

Penilaian Kinerja Pusat Biaya

Informasi akuntansi yang dipakai berupa biaya.Terdapat beberapa masalah yang timbul dan tidak dapat ditangani secara keseluruhan oleh manajer pusat biaya.Masalah – masalah tersebut seperti masalah perilaku biaya, hubungan biaya dengan pusat biaya, jangka waktu, dan tanggung jawab ganda.

Penilaian Kinerja Pusat Laba

Menurut Mulyadi (2001) pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut.Laba berasal dari penjualan dikurangi harga pokok penjualan kemudian dikurangi biaya – biaya menghasilkan laba bersih.

Setelah kita mengetahui apa itu penilaian kinerja dan apa yang akan dinilai, untuk selanjutnya kita akan melihat profil suatu perusahaan, profil tersebut kita ambil dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk:

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Bank ini mempunyai visi yaitu menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah, sedangkan misinya dengan Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat, Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik, Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Setelah kita mengetahui profil singkat, visi dan misi, , mari kita lihat bagaimana kinerja PT Bank Rakyat Indonesia ini.

Keterangan
Laporan Keuangan
(Tahun 2019)
Laporan Keuangan
(Tahun 2020 Triwulan 1)

ROA
3,50%
3,19%

ROE
19,41%
20,39%

Berdasarkan data diatas dapat diketahui terdapat penurunan pada Return On Asset (ROA), hal ini berarti semakin menurunnya kinerja BRI dalam memanfaatkan asset yang dimilikinya untuk menghasilakn keuntungan. Sedangkan pada Return on Equity (ROE) terjadi kenaikan, hal ini berarti meningkatnya kemampuan BRI dalam memanfaatkan dana pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan.

Namun di masa pandemic covid hendaknya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat melakukan beberapa langkah – langkah berdasarkan hasil riset McKinsey & Company menyebutkan beberapa hal yang perlu dilakukan perusahaan untuk menghadapi corona seperti:

Lindungi Karyawan

Dengan melakukan beberapa protocol pemerintah seperti menggunakan masker, sarung tangan, menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun maupun hand sanitizer pribadi masing – masing sebagai standar baru sebelum melakukan aktivitas di perusahaan, dan tetap menjaga jarak minimal 1 meter.

Bentuk Tim Respons Virus Corona

Disarankan untuk membentuk tim respons terhadap covid-19 dengan berbagai tujuan tergantung kebutuhan perusahaan, seperti melakukan pengecekan kesehatan karyawan ketika karyawan masuk kerja, keuangan, pasokan barang, dan pemasaran perusahaan yang bisa dilakukan melalui media digital

Kaji Ulang Target Keuangan Perusahaan

Perusahaan perlu melakukan kajian ulang pada keuangannya, dengan melihat dan menilai melalui rasio – rasio keuangan, dan rencana lain yang akan dilakukan selama covid-19.

Stabilkan Pasokan

Permintaan terhadap beberapa produk mengalami kenaikan, sehingga dapat menghambat pasokan global.Untuk memulihkannya yaitu dengan mencari pemasok baru yang distribusinya berjalan lancar.

Selain itu, apa yang dilakukan oleh BRI agar tetap menjalankan perusahaannya? Berikut ulasannya dari wawancara yang dikutip dari Kompas TV pada direktur utama BRI

Hal yang dilakukan salah satunya dengan digitalisasi namun diusahakan tidak sampai mem-phk karyawannya, pak Sunarso mengatakan “digitalisasi di BRI saya jamin tidak akan mengakibatkan lay off pegawai ataupun phk pegawai sama sekali, kecuali orang yang melakukan kesalahan, jadi orang yang kerja baik baik saja, meningkatkan kontribusinya ataupun melalui produktivitasnya saya kira dijamin tidak akan ada phk, karena berbahaya kalau kita ngomong digitalisasi akan me lay off, ya kemudian orang akan menjadi takut dong sama digitalisasi”

Digitalisasi di era covid-19 tidak harus mem-phk karyawan, lalu bagaimana tanggapan dari direktur utama BRI?

Pak Sunarso menambahkan bahwa “Mendigitalkan proses untuk mendapatkan efisiensi, efisiensi berarti penurunan biaya. Bagaimana caranya menurunkan biaya? 

Punya banyak pilihan menurunkan biaya dengan tetap membayar karyawan tetapi dengan digitalisasi maka produktifitasnya kita naikkan, saya kira ini pilihan yang terbaik, tanpa mengurangi karyawan tapi produktivitasnya akan kita naikkan maka itu akan mengurangi biaya, secara singkatnya saya ingin sampaikan ketika proses kita digitalkan, masyarakat harus di edukasi, ketika sebagian proses di ambil alih dari manual ke digital maka kita harus siap merealokasi sdm, tenaga – tenaga yang tadinya mengerjakan di kantor yang manual diturunkan ke lapangan untuk mendidik masyarakat menjadi penyuluh digital dan itu tetap statusnya sebagai pegawai BRI, saya kira itu yang akan kita pilih”

Apakah BRI akan menyerang atau bertahan?

“Krisis makin hari makin sering, positifnya risk manajemen kita semakin siap dan semakin sigap. Jadi kita pertahanan yang terbaik adalah menyerang, jadi kalau ada tantangan seperti sekarang ini, tapi kita harus kalahkan tantangan ini.” ujar pak Sunarso

Pegawai bank bri bukan dirumahkan namun bekerja dari rumah,berikut yang dikatakan corporate secretary BRI Aman Sukriyanto mengatakan, sejak awal Covid-19 menyebar di Indonesia, perseroan mengimbau karyawan untuk tidak melakukan perjalanan dinas. Hal ini diyakini berhasil menghasilkan penghematan biaya oprasional.Menurutnya, bentuk penghematan penghematan lainnya yakni pengurangan penggunaan listrik karena 70% pekerja BRI saat ini melakukan work from home.

Akhirnya kita telah sampai pada kesimpulan, bahwa dengan melakukan adanya penilaian kinerja berdasarkan pada pusat pendapatan, kinerja pusat biaya dan kinerja pusat laba yang direalisasikan melalui rasio keungan seperti ROA dan ROE pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk mengetahui kinerjanya untuk menentukan keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang. 

Salah satu langkah yang dilakukan perusahaan ini sudah sesuai dengan protokol pemerintah yaitu work from home. Namun juga diharapkan dari hasil analisis rasio keuangan tadi, perusahaan mampu memperbaiki kinerjanya dengan mendigitalkan karyawannya yang mana dapat menanggulangi adanya phk besar-besaran sehingga karyawan akan lebih produktif dan siap dalam menghadapi pendemic Covid-19. 

Selain itu perusahaan juga akan dapat melaksanakan hal-hal seperti lindungi karyawan, membentuk tim respon virus corona, mengkaji ulang target keuangan dan menstabilkan pasokan.

Referensi [1] [2] [3] [4] [5] 

Mulyadi.2001.Akuntansi Manajemen Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun