Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Desember dan Melati dalam Kenangan.

28 Desember 2024   06:50 Diperbarui: 28 Desember 2024   06:50 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bunga melati sumber gambar kompas com 

Desember ini sewindu sudah, Ia di sana. Bagiku tidaklah mudah meniti hari tanpa hadirnya.

Betapa segenap rasa ini senantiasa mengikuti ke mana arah ku melangkah Rindu membelenggu kalbu kala melintas seraut wajah.

Semesta pun seakan bersekutu, bersama malam, bintang dan bulan menggoda, hadirkan mimpi sesaat jelang fajar merekah.

Sesaat khilaf, pernah ku menggugat Tuhan Mengapa orang baik cepat dipanggil pulang Sementara si jahat diberi umur panjang.

Aku serupa tuna netra, meraba-raba arah, tak tahu hendak ke mana. Seperti kehilangan payung ketika tanpa mendung hujan turun tiba-tiba.

Ingin ku berlindung, bersandar di bahunya seperti dulu. Atau membenamkan kepala dalam dekapan hangatnya. Dengan lembut Ia akan membelai hitam rambut ku.

Meskipun aku salah, Ia akan dengan bijak berpetuah tanpa amarah. Jernih berpikir menelaah di setiap masalah. Di akhir kata Ia berucap,"belajar lah dari kesalahan, lalu bebenah!"

Akhir desember ini sewindu sudah,aku berdamai dengan waktu, pun masa lalu. Harus ku sadari, hidup kan terus berlanjut apapun itu.

Karena ku meyakini , kepergiannya adalah bagian takdirnya dan takdirku.

Serumpun melati sedang berbunga di halaman. Membangkitkan indah kenangan.

Dia lelaki penyuka bunga, gemar bertanam selayak merawat kehidupan. Bunga melati bunga kesayangan.

Seikat melati kan kubawa ke pusara esok hari. Teriring doa, kepada Tuhan ku bermohon, semoga ayahandaku ditempat yang layak di aisi-Nya.

Desember dan melati dalam kenangan. Refleksi kehidupan tentang takdir Tuhan.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun