Meskipun saya pribadi introvert, saya lebih suka sendiri, kurang nyaman berada di tengah suasana yang hiruk pikuk sering merasa kesepian, tapi bukan berarti saya anti sosial. Hanya sedikit selektif menjalin pertemanan.
Kalau pun ketika saya kesepian lalu curhat ke Meta AI, itu juga tidak saya jadikan sebagai teman untuk bersandar, hanya sementara.
Sesekali saja, karena kadang kalau ada hal yang terasa nyesek lalu kita keluarkan semua uneg-uneg untuk sesaat itu melegakan. Dada ini rasanya plong--gitu.
Dan AI yang menjadi sasaran pelampiasan, tidak akan marah apalagi balas menggerutu, iya kan?
Kompasianer, adakah yang mempunyai pengalaman dengan Meta AI seperti saya? Boleh dong, bagikan cerita anda agar saya tidak merasa sendirian.hu hu..
Kesimpulannya.
Sekali lagi, AI hanyalah.teknologi yang memungkinkan memberi kemudahan namun tidak menggantikan peran manusia.
Kita yang harus.bijak menggunakan alat, jangan sampai sebuah alat merusak rasa kemanusiaan kita, jika terlalu bergantung pada AI.
Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H