Tadinya saya beranggapan, seharusnya suami berpikir dan tahu bagaimana perasaan istrinya. Lalu saya balik sendiri, apakah aku tahu bagaimana pikiran dan perasaan suami?
Tidak, kami sama-sama manusia biasa, bagaimana mungkin saya tahu jalan pikiran nya kalau suami tidak mengatakan nya.Dan sebaliknya, dia tidak tahu bagaimana perasaan saya kalau saya diam saja. Berkutat dengan kejengkelan yang menguras energi.
Nah, di sini perlunya pasangan harus saling terbuka, menyampaikan apa yang diinginkan agar pasangan mengerti.
Tidak perlu menuduh bahwa sikap pasangan kita yang menyebabkan putusnya komunikasi, dengan lapang dada saya minta maaf. Kami saling memaafkan dan berniat memperbaiki kesalahan yang sudah -sudah.
2.Mengajak berbagi tugas di rumah.
Tahap berikutnya, sepakat berbagi tugas di rumah. Suami menyapu dan mengepel lantai sebelum mandi, misalnya, dll dll. Deal!
3. Merencanakan jadwal kencan berdua. Melibatkan diri pada hobi pasangan.
Ini penting untuk merekatkan kembali jalinan cinta yang mulai renggang, jangan sampai lepas, karena masih ada getar di dada. Nyala api cinta jangan sampai redup dan lalu mati.
Berikutnya kami membuat jadwal.Sebulan atau dua bulan sekali kami berkunjung ke rumah mertua, bergantian antara orang tua saya dan orang tua nya.Menjaga silaturahmi dengan keluarga.
Dan akhir pekan adalah waktu kami bersenang -senang, walaupun tidak keluar rumah, dia nonton bola, saya ikutan nonton, kami kadang taruhan. Kalau dia kalah, saya minta dibelikan Intisari terbitan terbaru. Kalau saya yang kalah, saya belikan dia tabloid bola.
Lain kali taruhan, sudah berbeda lagi jenis taruhannya.